SUARA CIREBON – Gempa dangkal yang mengguncang Kabupaten Sukabumi pada Kamis pagi ternyata memicu gempa tektonik lokal di Gunung Salak.
Lokasi gempa dangkal itu berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat tempat dimana Gunung Salak berada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan potensi erupsi freatik pada Gunung Salak di perbatasan Sukabumi – Bogor tersebut.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan mengungkapkan hasil pemantauan dampak gempa Sukabumi terhadap peningkatan aktifitas vulkanik yang menyebabkan gempa tektonik lokal di Gunung Salak.
“Kami mencatat ada gempa tektonik lokal yang meningkat di Gunung Salak setelah terjadi gempa di Sukabumi padakamis pagi ini,” tutur Hendra Gunawan.
Gempa tektonik lokal yang menandai peningkatan aktifitas vulkanik di Gunung Salah, tercatat empat kali sepanjang Kamis 14 Desember 2023 ini.
Gempa tektonik di Gunung Salak ini merupakan rangkaian gempa sebelumnya sejak 1 Desember 2023. PVMBG mencatat ada gempa tektonik jauh sebanyak 31 kali dan gempa tektonik lokal 22 kali.
Melihat fenomena dan tanda-tanda tadi, PVMBG mengingatkan masyarakat untuk menjauh dari wilayah puncak setidaknya sejauh 500 meter hingga 1 kilometer dari kawah aktif di Gunung Salak.
PVMBG mengingatkan potensi erupsi freatik berupa semburan lumur atau uap air. Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba jika melihat aktifitas gempa tektonik lokal yang terjadi.
“Waspada erupsi freatik berupa semburan lumpur atau uap air di kawah aktif Gunung Salak,” tutur Hendra.
Di puncak Gunung Salak yang terletak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor, terdapat tiga kawah aktif. Antaranya Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh.
“Potensi bahaya makin tinggi karena sedang musim hujan. Potensi terjadinya akumulasi gas yang bila erupsi sangat berbahaya,” tutur Hendra.***