SUARA CIREBON – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi atau BMKG mengungkapkan temuan geologi yang sangat mengejutkan terkait gempa Sumedang, Jawa Barat pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.
BMKG bahkan dikejutkan dengan hasil penelitian dan temuan baru fenomena geologi menyusul gempa Sumedang di wilayah tengah Jawa Barat.
Hasil penelitian terhadap keganjilan gempa Sumedang, BMKG mengungkapkan adanya temuan baru berupa struktur geologi yang teridentifikasi sebagai lempengan batuan atau sesar baru yang disebut sesar Sumedang.
Sesar Sumedang merupakan temuan fenomena geologi terbaru BMKG. Diduga kuat, lempengan batuan yang menjadi penyebab gempa dangkal tujuh kali dalam tiga hari pada tanggal 31 Desember 2023, 1 dan 2 Januari 2024.
BMKG mengungkapkan bahwa Sesar Sumedang itu berupa lempengan geologi yang tidak pernah terpetakan sebelumnya diantara sejumlah sesar lokal yang melintasi Sumedang atau wilayah tengah Jawa Barat.
Gempa Sumedang sangat mengejutkan. Terjadi di wilayah yang sangat jarang mengalami gempa. Pada akhir tahun 2023 sampai awal 2024, tiba-tiba diguncang tujuh kali, kesemuanya gempa dangkal.
BMKG menyebut gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Penyebabnya adalah pergerakan sesar lokal aktif dengan pergerakan mendatar dan naik mengarah ke utara dan selatan.
“Gempa ini akibat pergerakan sesar aktif lokal yang melewati Kota Sumedang. Sesar ini sebelumnya tak pernah terpetakan. Tapi terlihat pada kasus gempa kali ini. Kami menyebutnya sesar Sumedang,” tutur Kepala BMKG, Dwikorta Karnawati.
Dwikorta juga mengungkapkan bagaimana Sumedang menjadi dearah yang berada di tengah zona gempa dari berbagai sesar aktif di Jawa Barat bagian tengah.
Kendati di wilayah tengah Jawa Barat, Sumedang masuk wilayah atau zona gempa lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudra Hindia di selatan Jawa.
Selain itu, juga berada di zona deretan sesar-sesar aktif lokal. Diantaranya Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi – Tanjungsari, Sesar Tomo dan Sesar Cipeles.
“Bahkan dimungkinkan masih ada sesar-sesar lokal lain,” tutur Dwikorta.
BMKG mengungkapkan, meski relatif jarang, tapi Sumedang memiliki rekam jejak atau riwayat gempa besar yang merusak. Yakni pada 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972 berkekuatan Magnitudo atau M4,5 yang merusak banyak rumah dan memicu tanah longsor.
Untuk gempa di akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024, gempa Sumedang juga terasa sampai Bandung, Lembang, Subang hingga Garut, Majalengka dan Cirebon.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.