SUARA CIREBON – Gempa Sumedang dan temuan Sesar Sumedang oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Jawa Barat (Jabar) akan keberadaan Sesar Lembang atau Patahan Lembang.
Sesar Lembang, sering juga disebut sebagai Patahan Lembang, bahkan sempat diduga sebagai penyebab terjadinya Gempa Sumedang yang terjadi pada akhir tahun 2023 dan awal 2024.
Selain sesar Lembang atau Patahan Lembang, sesar lokal lain di Jabar, sempat diduga sebagai penyebab gempa Sumedang, yakni Sesar Cimandiri.
Belakangan, terungkap BMKG mendeteksi ada sesar baru yang membentang melewati Kota Sumedang, kemudian disebut Sesar Sumedang. Temuan ini menggugurkan Sesar Lembang (Patahan Lembang) dan Sesar Cimandiri, sebagai penyebab gempa Sumedang.
Meski BMKG mendeteksi Sesar Sumedang sebagai penyebab gempa Sumedang, namun keberadaan Sasar Lembang atau Patahan Lembang tetap menjadi sorotan masyarakat.
Sesar Lembang menjadi perhatian karena penampakannya sangat terlihat. Bila ke Lembang, melihat ada tebing curam berbentuk seperti dinding, itulah penampakan dari ujung Patahan Lembang.
Fenomena tektonik Sesar Lembang panjangnya mencapai 29 kilometer. Patahan Lembang terbagi dalam dua segmen, segmen timur dan segmen barat.
Sesar Lembang melewati daerah Lembang, Bandung Barat, Kota Bandung hingga Jatinangor, Sumedang, atau di sekitar Bandung Raya.
Segmen barat dari Sesar Lembang bertemu dengan Sesar Cimandiri yang membentang dari Padalarang ke Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi selatan.
Hingga kini, belum ada kepastian mengenai penyebab dari terbentuknya Sesar Lembang. Namun berkembang tiga teori hipotetis yang diduga sebagai penyebab munculnya Patahan Lembang.
– Teori hipotesis pertama, Sesar Lembang yang kini berupa tebing curam yang menjulang dan memanjang, terbentuk karena ekstruksi (kemunculan) magma per pemukaan bumi yang mengisi sebuah lembah.
Magma itu terangkat melalui gerakan tektonik berupa tumbukan lempeng bumi sehingga magma terangkat.
– Teori hipotesis kedua, Sesar Lembang diduga terbentuk akibat aliran magma dari letusan Gunung Tangkuban Parahu yang memenuhi lembah.
Lantas terangkat oleh pergerakan tektonik sehingga membentuk dinding tebing curam yang terlihat menjulang dan memanjang di Lembang.
Magma letusan (erupsi) Gunung Tangkuban Parahu yang terangkat melalui gerakan tektonik itu lantas mengalami prosed pendinginan selama ribuan tahun hingga terbentuk seperti tebing sampai sekarang.
– Teori hipotesis ketiga, Sesar Lembang terbentuk akibat erupsi gunung purba yang disebut Gunung Sunda. Letusan gunung purba ini juga berdampak pada terbentuknya Danau Bandung Purba yang kini menjadi cekungan Kota Bandung.
Gunung Sunda meletus pada 105.000 tahun lalu. Gunung ini memiliki ketinggian mencapai 4000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Letusan Gunung Sunda sangat dahsyat sehingga 2/3 bagian bagian gunung runtuh ke wilayah utara. Runtuhan bagian gunung inilah yang membentuk Sesar Lembang atau Patahan Lembang.
Sebaliknya, di selatan Gunung Sunda membentuk cekungan besar yang kemudian berubah menjadi danau purba Bandung berupa kaldera sangat luas, dan kini menjadi Kota Bandung.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.