SUARA CIREBON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Cirebon belum bisa menyimpulkan penyebab ambruknya bangunan SMPN 2 Greged.
Seperti diketahui, 1 ruang kelas dan 1 ruang guru SMPN 2 Greged ambruk pada Jumat, 12 Januari 2024 pagi sekira pukul 09.00 WIB.
Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya mengungkapkan, saat ini pihaknya baru melakukan asesmen dan belum bisa menyimpulkan penyebab ambruknya bangunan SMPN 2 Greged tersebut.
“Kami tidak bisa menyimpulkan itu apa dari apa, yang jelas kemarin kan terjadi hujan, tadi malam ya hujan lebat, kemudian angin tadi malam,” katanya.
Terkait konstruksi bangunan, Deni mengaku, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk meneliti lebih jauh terkait penyebab ambruknya bangunan SMPN 2 Greged ini.
“Saya kurang tahu (konstruksi), silahkan nanti tanyakan ke Kepala Dinas Pendidikan atau ke Kepala SMP-nya,” katanya.
Deni mengungkapkan, sebanyak 6 siswa mengalami luka-luka akibat ambruknya bangunan SMPN 2 Greged ini.
“Kami akan melakukan trauma healing ya hari Senin (15 Januari 2024) untuk murid-murid dan guru yang trauma dari Bidang Rehab Rekon (BPBD Kabupaten Cirebon),” katanya.
Sementara, Kepala SMPN 2 Greged, Heriyanto mengungkapkan, bangunan yang ambruk tersebut yaitu, 1 ruang kelas VII B dan 1 ruang guru. Sedangkan jumlah siswa di ruang kelas ini ada 32.
“Ada 6 orang siswa dan siswi kita (mendapat perawatan medis di puskesmas) dan sekarang Alhamdulillah sudah dibawa pulang semuanya, hanya luka ringan. Kalau jumlah siswa di dalam kelas ada 32 siswa,” katanya.
Dari 32 siswa tersebut, kata Heriyanto, 8 siswa yang duduk di barisan depan sudah terlebih dulu keluar dari ruang kelas tersebut. Sedangkan siswa yang duduk di bagian belakang, terjebak di dalam ruang kelas.
“Ada 6 siswa (luka). Rata-rata itu kebanyakan shok semuanya. Ada luka 1 siswa yang dijahit di kepala. Alhamdulillah tidak ada yang sampai muntah sampai pusing, hanya lecet saja,” terang Heriyanto.***