SUARA CIREBON – Petani Indramayu melakukan percepatan tanam rendeng setelah terlambat hampir dua bulan akibat pengaruh El Nino di tahun 2023.
Data di Dinas Pertanian, sampai Selasa 6 Februari 2024, cakupan tanam rendeng di Indramayu telah mencapai lebih dari 50.000 hektare, atau sekitar 45 persen.
Diperkirakan, pertengahan Maret 2024 ini, cakupan musim tanam rendeng sudah bisa mencapai seratus persen dari target tanam seluas 130.000 hektare.
Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang menjelaskan, petani Indramayu kini sedang memburu keterlambatan tanam dengan percepatan.
“Tiap hari rata-rata tanam bisa natra 3.000 sampai 5.000 hektare,” tutur Sutatang.
Diungkapkan juga, hikmah dari keterlambatan tanam, pada musim tanam rendeng ini, petani di Indramayu sebagai sentra pangan terbesar di Jawa Barat justru bisa memulai tanam serentak.
“Ada hikmah dibalik keterlambatan, ialah bisa tanam serentak,” tutur Sutatang.
Tanam serentak ini merupakan pertama dalam dua puluh tahun terakhir. Dengan tanam serentak, diharapkan bisa mengurangi intensitas serangan hama, terutama tikus.
Selain itu, jadwal panen nantinya juga akan relatif berlangsung serentak. Bagi pertanian, ini memudahkan menyusun kalender musim tanam.
Dari catatan, sejak tahun 2000an, petani di Indramayu dan rata-rata di pantura Jabar, tidak bisa melakukan tanam serentak akibat cuaca yang tidak bisa diprediksikan.
Karena itu, sepanjang tahun, sering dijumpai fenomena yang berbanding terbalik. Ada lahan yang kekeringan, namun ada lahan yang bisa ditanami dan dipanen.
Bahkan pada fenomena musim kemarau basah, jadwal tanam petani tidak beraturan. Ada yang dua kali, juga ada yang tiga kali tanam.
“Degan tanam serentak, pengaturan produksi pangan bisa relatif bisa dikendalikan,” tutur Sutatang.
Badai El Nino tahun 2023, membuat pertanian di Indramayu mengalami keterlambatan tanam. Namun saat sekarang musim hujan yang sudah relatif merata, para petani justru bisa melakukan tanam serentak.
“Uniknya, tanam serentak sekarang bukan karena diatur pemerintah, tapi karena diatur oleh alam,” tutur Sutatang.
Petani di Indramayu yang biasanya mulai tanam pada November 2023, akibat El Nino akhirnya mundur. Baru bisa tanam pada minggu ketiga Januari 2024 saat musim huan mulai merata.
Catatan KTNA, pada awal Januari 2024, dari 130.000 hektare sawah, yang ditanam tidak sampai 3.000 hektare. Padahal kalau normal, Januari itu sudah mencapai 130.000 hektare untuk musim tanam rendeng.
“Komando tanam itu alam. Begitu musim hujan datang dan merata, petani langsung melakukan percepatan. Akhirnya terjadi tanam rendeng serentak,” tutur Sutatang.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.