SUARA CIREBON – Antisipasi kelangkaan atau krisis pupuk, Pemerintah Kabupaten Cirebon meminta petani mencari alternatif dengan memanfaatkan pupuk organik.
Pupuk organik di Kabupaten Cirebon banyak tersedia. Tinggal petani harus mulai beralih ke alternatif untuk menghindari kelangkaan pupuk akibat rendahnya alokasi pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun 2024 ini.
“Sudah mulai mencari alternatif. Sebab alokasi atau jatah pupuk bersubsidi untuk Cirebon sangat rendah, di bawah kebutuhan. Hanya setengahnya. Ini rawan terjadi kelangkaan atau kekurangan,” tutur Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih atau Wabup Ayu.
Dengan beralihke pupuk organik, ketergantungan petani pada pupuk bersubsidi yang alokasinya terus turun, bisa berkurang.
“Pupuk organik juga lebih murah, bahkan bisa meningkatkan kesuburan dan produktifitas sawah selain ramah lingkungan,” tutur Wabup Ayu.
Seperti diketahui, petani di Kabupaten Cirebon juga mengeluhkan rendahnya alokasi pupuk bersubsidi untuk musim tanam rendeng 2024 ini.
Data di Dinas Pertanian Cirebon, Rabu 7 Februari 2024, alokasi pupuk bersubsidi untuk daerah di pantura Jawa Barat ini hanya sebanyak 24.127 ton.
Terdiri dari 14.664 ton pupuk bersubsidi berupa urea dan 9.463 ton pupuk majemuk jenis NPK Phonska.
Jumlah tersebut, jauh di bawah kebutuhan petani di Cirebon yang tertuang dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
Kebutuhan pupuk bersubsidi Cirebon sendiri, baik urea maupun NPK Phonska, mencapai sekitar 47.000 ton.
Kebutuhan tersebut untuk memenuhi cakupan luas areal sawah di Cirebon yang luasnya mencapai 60.000 hektare lebih.
“Dikhawatirkan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan musim tanam rendeng kali ini,” tutur Wabup Ayu.
Rendahnya alokasi pupuk, membuat krisis atau kelangkaan pupuk bersubsidi mengancam areal pertanian di Kabupaten Cirebon selama musim tanam rendeng tahun 2024 ini.
Rendahnya alokasi pupuk juga dialami petani di sentra pangan terbesar Jabar, yakni Indramayu.
Data dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, kebutuhan pupuk bersubsidi di Indramayu yang untuk musim tanam rendeng luasnya mencapai 135 ribu hektare, mencapai 77,9 ribu ton urea dan 77,6 ribu ton pupuk majemuk (NPK).
Namun oleh pemerintah pupuk bersubsidi di musim tanam rendeng ini hanya disediakan setengahnya. Yakni 41 ribu ton urea dan 22,7 ribu ton NPK, yang dipasok dari Pupuk Kujang.
Baca Juga: Jin Bisa Lihat Manusia, ini Alasan Kenapa Zat Keduanya Harus Berbeda dan Tidak Dicampur
“Sementara, untuk memenuhi kebutuhan musim tanam rendeng, jatah pupuk untuk musim tanam gadu ditarik untuk memenuhi kebutuhan saat ini,” tutur Sutatang, Ketua KTNA Indramayu.
Sutatang menuturkan, untuk saat ini, dengan cara menarik pupuk untuk tanam gadu ke tanam rendeng, masih relatif aman.
“Dengan cara menarik kebutuhan tanam gadu ke tanam rendeng, relatif. Cuma nanti untuk tanam gadu, darimana alokasinya,” tutur Sutatang.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.