SUARA CIREBON – Banjir di Cirebon merendam ribuan rumah warga di 27 desa dari 8 kecamatan di wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Bahkan banjir di Cirebon kali ini disebut-sebut sebagai banjir terparah dalam lima tahun terakhir.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon pun bakal menetapkan status tanggap darurat banjir dalam peristiwa banjir kali ini.
Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, hasil assesment sementara yang dilakukan pihaknya, banjir yang terjadi sejak Selasa, 5 Maret 2024 sore kemarin telah merendam ribuan rumah warga di 27 desa dari 8 kecamatan.
Bencana banjir tersebut mengakibatkan sedikitnya 5.925 rumah warga terdampak dan 200 jiwa diantaranya mengungsi ke balai desa.
“Saat ini kami masih melakukan pengumpulan data bersama instansi terkait,” jelas Juwanda, Rabu, 6 Maret 2024.
Menurut Juwanda, banjir yang melanda wilayah timur Kabupaten Cirebon tersebut disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah hulu, yakni Kuningan.
Sehingga air hujan dari wilayah hulu tersebut merendam Desa Ciuyah, Ambit, Mekarsari dan Gunungsari hingga merembet ke wilayah timur lainnya.
“Ketinggian air mencapai hampir dua meter. Biasanya banjir hanya di Kecamatan Waled saja ketika ada kiriman air dari Kuningan, tetapi sekarang merembet ke tujuh kecamatan lainnya,” ungkap Juwanda.
Ia menampik banjir kali ini merupakan yang terparah. Ia mengatakan, banjir tahun 2024 ini sama dengan yang terjadi pada tahun 2018 silam. Dimana saat itu, banjir di wilayah Kecamatan Ciledug belum surut hingga 10 hari.
“Kalau sekarang mudah-mudahan sore ini atau besok banjir sudah surut,” harapnya.
Juwanda menyebut, Pemkab Cirebon akan mengeluarkan SK Tanggap Darurat Banjir yang ditandatangani bupati, sekda dan unsur forkopimda.
Dari data yang diterima Suara Cirebon, banjir terparah terjadi di Desa Ciuyah, Kecamatan Waled. Di desa tersebut ada 1.012 KK atau 2.339 jiwa terdampak dan 200 jiwa mengungsi ke balai desa.
Kemudian Desa Mekarsari, Kecamatan Waled, sebanyak 850 KK atau 2.300 Jiwa terdampak dengan jumlah rumah terendam sebanyak 600 unit. Sementara di Desa Gunungsari, Kecamatan Waled, ada 1263 KK atau 3428 jiwa terdampak dan 1018 unit rumah terendam.
Selain itu, ada 8 musala dan sejumlah sarana pendidikan terendam banjir. Sarana pendidikan yang terendam yakni PADU 1 unit, SD 1 unit, TK 1 unit, SMP 2 unit dan MI 1 unit. Kemudian di Desa Jatipiring Karangwareng, sebanyak 500 unit rumah.
Banjir tersebut bahkan menyebabkan seorang warga Dusun Manis, Desa Ambit, Kecamatan Waled, Nana Kustiana (28) meninggal dunia. Ia diduga terpeleset di rumahnya akibat kondisi licin saat banjir.
“Terpleset di rumahnya, mungkin karena kondisi banjir jadi licin,” terang Juwanda.
Berikut Data Sementara Desa Terdampak Banjir di Delapan Kecamatan:
1. Kecamatan Waled
– Desa Ciuyah
– Desa Ambit
– Desa Mekarsari
– Desa Gunungsari
– Desa Cibogo
– Desa Cisaat
– Desa Karangsari
2. Kecamatan Karangwareng
– Desa Jatipiring
3. Kecamatan Ciledug
– Desa Ciledug Wetan
– Desa Ciledug Tengah
– Desa Ciledug Lor
– Desa Jatiseeng Kidul
4. Kecamatan Pasaleman
– Desa Pasaleman
– Desa Cilengkrang
5. Kecamatan Pabedilan
– Desa Sidaresmi
– Desa Babakan Losari
– Desa Losari Lor
– Desa Kalimukti
– Desa Kalibuntu
6. Kecamatan Pangenan
– Desa Astanamukti
– Desa Pangenan
– Desa Getrakmoyan
– Desa Bendungan
– Desa Beringin
7. Kecamatan Babakan
– Desa Serang Kulon
8. Kecamatan Gebang
– Desa Gebangilir
– Desa Gebangudik.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.