SUARA CIREBON – Rencana pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power Unit I dilakukan sebagai komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi karbon.
Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila menjelaskan, sejak akhir 2022, Cirebon Power menyatakan kesediaan berperan serta mendukung program pemerintah mengurangi emisi dengan menjadi volunteer (relawan) dalam program pensiun dini PLTU.
Menurut Joseph, saat ini masih berlangsung studi mendalam untuk mencegah dampak dari pensiun dini.
“Agar proses ini tidak menimbulkan dampak merugikan bagi pihak-pihak terkait antara lain pekerja, masyarakat, pemerintah lokal dan nasional serta program kelistrikan nasional,” kata Joseph, Selasa, 26 Maret 2024.
Joseph mengatakan, sepanjang 2023 hingga saat ini, diskusi dengan Asian Development Bank, Kementerian ESDM, dan PT PLN (Persero) terus berlanjut, dengan proses yang positif.
Joseph menganalogikan pensiun dini PLTU secara sederhana, yakni seperti mengubah skema finansial komersil. Hampir mirip seperti over kredit perbankan, yang mempersingkat masa tenor kredit.
“Melalui skema Energy Transion Mechanism (ETM) dan Just Energy Transion Partnership (JETP), memungkinkan pembiayaan lebih murah dan efisien. Melalui skema ini, proyek (PLTU) Cirebon 1 dapat diperpendek kontrak operasinya,” katanya.
Apabila diskusi dengan semua pihak tercapai, usia operasional PLTU Cirebon I yang seharusnya sampai 2042 (sesuai Power Purchase Agreement), akan diperpendek tujuh tahun, sehingga akan berhenti beroperasi pada 2035.
Menurut Joseph, pemilihan pembangkit unit I menjadi pilot project pensiun dini, bukan karena pembangkit yang dipimpinnya kotor, justru karena dinilai dari sisi operasional, keuangan dan penanganan lingkungan paling baik.
“Investor tentu tidak mau kalau ternyata berisiko buat mereka,” ujar dia.
“Inisiaf Cirebon Power menjadi pilot project pensiun dini, karena kami berkomitmen berpartisipasi mempercepat transisi energi di Indonesia, untuk membantu pemerintah mencapai target nol emisi (net zero emission) pada 2060, dan mencegah perubahan iklim,” imbuhnya.
Joseph memastikan, selama masa libur Hari Raya Idulfitri, pembangkit Cirebon Power unit berkapasitas 660 MW akan tetap beroperasi optimal. Sedangkan pembangkit unit II dalam posisi stand by.
“Pembangkit 660MW akan beroperasi penuh mendukung ketersediaan listrik di jaringan 150kV, sedangkan pembangkit 1.000MW akan stand by untuk mendukung kebutuhan energi di jaringan 500kV,” ujar Joseph.
Selama 2023, pembangkit unit I beroperasi optimal dan mencapai prestasi performa bebas kendala. Sedangkan pembangkit unit II sudah beroperasi sejak Mei 2023. “Sejak beroperasi, pembangkit unit II beroperasi sesuai target yang ditentukan PLN,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.