SUARA CIREBON – Setelah lebih dari 10 jam mengalami kebakaran hebat sejak Sabtu petang pukul 18.15 WIB, kobaran api dan bunyi dentuman di gudang amunisi milik TNI AD berakhir pada pukul 03.15 WIB, Minggu dini hari, 31 Maret 2024.
Saat kebakaran terjadi, terjadi ribuan kali bunyi dentuman. Berasal dari bahan peledak dan berbagai jenis peluru dari gudang amunisi milik Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) Kodam Jaya tersebut.
Warga sekitar, merasakan kepanikan luar biasa. Apalagi, setiap terdengar bunyi dentumah hebat dari gudang amunisi tersebut, selalu diikuti semburan bunga kobaran api sangat besar ke udara.
Bahkan tidak sedikit selongsong dari peluru yang terbakar dan meledak, terbang sampai ke areal sekitar dan ada yang sampai ke rumah-rumah warga di daerah episentrum ledakan di gudang amunisi tersebut.
Warga mengaku seperti berada di tepi medan perang. Suara dentuman berbagai jenis peluru, dengan berbagai kaliber, terdengar berkali-kali sepanjang malam.
“Bunyi dentuman berkali-kali. Suaranya memekakan telinga. Selalu disertai kobaran api. Mungkin suara begini ya kalau di medan perang,” tutur warga sekitar yang sempat mengungsi.
Berikut deretan fakta dari insiden kebakaran dan meledaknya gudang amunisi milik Yon Armed Kodam Jaya TNI AD :
1. Kebakaran pertama terjadi pada Sabtu pukul 18.15 WIB, 30 Maret 2024. Diawali asap, lalu diikuti kobaran api serta bunyi ledakan.
Bunyi ledakan yang tak terhitung, berasal dari amunisi dan peluru yang terbakar kemudian meledak. Ledakan selalu diikuti kobaran bunga api sangat besar membumbung ke udara.
2. Kebakaran dan ledakan terjadi di gudang nomor 6 dari kompleks gudang amunisi yang disebut Gudang Amunisi Daerah atau Gudmurah milik Kodam Jaya yang berlokasi di Kampung Parung Pinang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor di perbatasan degan Bekasi.
3. Di dalam gudang amunisi itu, terdapat berbagai jenis amunisi, bahan peledak dan peluru. Ada 160 ribu jenis amunisi atau peluru, degan berat mencapai 60 ton bahan peledak.
Gudang tersebut, berisi berbagai jenis amunisi dan peluru lengkap dengan berbagai bahan peledak yang sudah kedaluwarsa.
Pangdam Jaya, Mayjen M Hasan mengungkapkan sejak awal tahun 2024, sudah mengajukan surat untuk pemusnahan.
Namun sampai gudang amunisi terbakar dan meledak, Sabtu malam, 30 Maret 2024, proses untuk sampai keputusan pemusnahan belum selesai.
4. Hasil penyelidikan sementara, kebkakaran murni berasal dari internal gudang. Penyebabnya diduga ada reaksi kimia yang tidak stabil dari amunisi dan peluru yang penuh bahan kimia sebagai bahan peledak yang sudah kedaluwarsa.
Dipastikan tidak akses eksternal yang menyebabkan kebakaran dan ledakan di Guang Nomor 6 tersebut. Tidak ada akses listrik ke gudang amunisi tersebut.
5. Meski terbakar hebat, disertai ledakan amunisi dan berbagai jenis peluru, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Warga sekitar, yang terdekat dengan lokasi ledakan, dan berada di areal episentrum ledakan langsung diungsikan ke tempat aman yang lokasinya lebih dari dari sumber kebakaran dan ledakan.
Tercatat ada 135 Kepala keluarga (KK), warga Ciangsana yang lokasi rumahnya berada di episentrum kebakaran dan ledakan diungsikan.
6. Kobaran api dan bunyi ledakan mulai reda memasuki tengah malam. Pemadaman oleh Tim Damkar mulai dilakukan, menggunakan robot khusus untuk antisipasi bahaya terhadap petugas karena objek yang terbakar merupakan gudang amunisi.
7. Api baru bsia padam pada pukul 03.15 WIB, setelah sekitar 10 jam terbakar. Petugas Damkar dari DKI Jakarta, Bogor dan gabungan instituasi lain, langsung melakukan pendinginan.
8. Panglima TNI, Jendral Agus Subiyanto, menyatakan TNI akan mengganti kerusakanj yang diderita rumah warga di episentrum kebakaran dan ledakan gudang amunisi.
Agus Subiyanto juga memastikan tidak ada human error atau kebakaran yang disebab oleh unsur manusia.
Pemicu api yang menimbulkan kebakaran sampai munculnya ledakan, akibat gesekan atau pergerakan amunisi yang sensitifitasnya tinggi karena sudah kedaluwarsa.
Panglima juga menyatakan kalau amunisi di dalam gudang itu dalam proses untuk pemusnahan atau disposal.
Namun belum sempat dilakukan disposal, sudah lebih dulu terbakar dan musnah karena amunisi yang sudah expired itu sangat sensitif mudah rusak, terbakar dan meledak.
9. KASAD TNI AD, Jendral Maruli Simanjuntak meminta maaf atas insiden tersebut. TNI AD berencana akan merelokasi gudang amunisi ke tempat lebih aman dan jauh dari pemukiman.
Maruli juga menjelaskan, pada saat pertama dibangun, lokasi gudang itu jauh dari pemukiman penduduk.
Namun bersamaan dengan waktu, pemukiman penduduk terus meluas hingga mendekati episentrum dari posisi gudang amunisi.
Maruli juga akan mengavaluasi sistem penyimpanan senjata atau amunisi agar ke depan jauh lebih aman.
10. Pangdam Jaya, Mayjen Hasan menjelaskan, profil gudang amunisi dibuat dengan antisipasi keamananan tinggi.
Lokasi amunisi berada di bawah tanah dengan kedalaman tertentu. Selain itu, juga ada tanggul-tanggul pengaman.
Tujuannya, bila terjadi insiden kebakaran dan ledakan, pergerakan selongsong peluru terlempar secara vertikal ke udara, tidak horisontal yang bisa membahayakan daerah sekitar.
“Gudang ini diracang dengan sistem pengamanan tertentu. Meski amunisi dan peluru meledak, selongsongnya terlempar secara vertikal ke atas, tidak ke samping, sehingga tidak terlampau membahayakan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.