SUARA CIREBON – Abu vulkanik yang disemburkan letusan atau erupsi eksplosif Gunung Ruang di Sulawesi Utara terdeteksi berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan.
Otoritas Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado terpaksa menutup sementara seluruh operasional dari penerbangan maupun pendaratan pesawat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan kondisi terkini setelah erupsi eksplosif Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara pada Rabu malam 17 April 2024.
BNPB menjelaskan, abu vulkanik dampak erupsi Gunung Ruang masih mengganggu wilayah udara sampai Jumat siang hari ini 19 April 2024.
Keberadaan abu vulkanik tersebut sangat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan. Otoritas Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado sudah menerbitkan notifikasi terkait kondisi terkini tersebut.
Bandara yang berjarak sekitar 95 kilometer dari Gunung Ruang tutup sementara waktu. BNPB bersama sejumlah lembaga terkait, terus aktif memantau perkembangan erupsi Gunung Ruang, sekaligus terus mengosongkan wilayah terdekat dengan mengevakuasi warga.
Pengamatan BNPB menyebutkan, distribusi abu vulkanik Gunung Ruang terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis kemarin 18 April 2024.
Sejumlah kecamatan terdampak abu vulkanik, diantaranya Kecamatan Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Utara mengimbau warga untuk menggunakan masker dan tetap tenang, khususnya dalam menyikapi informasi hoaks.
Evakuasi Terus Berlangsung
Sementara itu, evakuasi penduduk terus berlangsung sampai Jumat siang. BNPB memantau Pelabuhan Tagulandang yang dioperasikan untuk mobilisasi evakuasi dan pendistribusian bantuan kepada masyarakat terdampak.
Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) telah mengaktifkan pos komando yang berada di Desa Apengsala, berjarak 15 km dari Gunung Ruang.
Pascaerupsi eksplosif, jaringan listrik dan komunikasi lumpuh di Kampung Laing Patehi yang berada di Pulau Ruang. Sedangkan di Desa Lumbo di Pulau Tagulandang, kondisi jaringan komunikasi tidak berfungsi secara optimal.
Pengungsian yang telah didata BPBD berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 KK atau 838 jiwa. Mereka yang berasal dari Desa Laingpatehi berjumlah 166 KK (506 jiwa) dan Desa Pumpente 106 KK (332 jiwa).
Evakuasi warga dilakukan pada masyarakat Pulau Tagulandang, khususnya di sisi barat yang berhadapan dengan Pulau Ruang.
Pendataan masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan data sementara berjumlah 6.045 jiwa. Mereka berasal dari Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara.
Kondisi terkini, berdasarkan dasbor sistem informasi pemantauan gunung api, Gunung Ruang terlihat jelas hingga tertutup kabut pada hari ini Jumat hari ini.
Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak gunung. Cuaca berawan, angin lemah ke arah selatan.
Otoritas kegunungapian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah menetapkan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada level tertinggi atau IV (Awas) pada 17 April 2024, pukul 21.00 Wita.
BNPB mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting untuk masyarakat, antara lain :
1. Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif gunung
2. Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km
3. Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut. 4. Masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.