SUARA CIREBON – Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengaku kaget, saat mengetahui ada salah seorang warganya yang tidak memiliki anus sejak lahir. Terlebih warga yang tidak memiliki anus tersebut, kini telah menginjak usia remaja.
Dirinya akan segera meninjau remaja yang tercatat sebagai warga Desa Setu Wetan, Kecamatan Weru tersebut.
“Saya terkejut, saat tahu ada warga Desa Setu Wetan yang tidak memiliki anus sejak lahir. Saya tahunya dari pemberitaan yang beredar. Insyaallah nanti saya akan meninjau dan monitoring sejauh mana pengobatan yang sudah dilakukan,” kata Ayu –sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih, Senin, 22 April 2024.
Ayu mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait kepesertaan remaja tersebut.
“Saya tentu akan koordinasi dengan pihak Dinkes apakah BPJS-nya sudah terdaftar atau belum? Karena kalau dilihat dari penyakitnya ini membutuhkan biaya yang sangat banyak,” ujarnya.
Menurut Ayu, kondisi remaja tersebut jelas membutuhkan bantuan. Ia mengaku prihatin dengan keadaan yang menyebabkan anak tersebut sampai putus sekolah.
“Terkait putus sekolah nanti saya juga akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan, apa yang menjadi permasalahannya? Karena ini sudah masuk dalam peraturan bupati yang mana masyarakat yang perlu dibantu adalah salah satunya keluarga yang tidak mampu,” tegasnya.
Ayu berjanji akan turun langsung dan mengajak dinas terkait untuk sama-sama mengambil tindakan.
“Kita memang harus turun langsung tidak hanya sekadar memberikan statment saja, tetapi turun langsung bersama dinas-dinas terkait agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sekilas tidak ada yang berbeda pada Fadli Rahman, remaja 17 tahun asal Desa Setu Wetan, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon ini. Namun siapa sangka, ia memiliki kelainan yang tidak lazim yakni tidak memiliki anus sejak lahir.
Akibat kondisinya itu, Fadli Rahman harus menderita karena tidak dapat melakukan aktivitas layaknya remaja lain secara bebas. Fadli juga kehilangan interaksi sosial dengan teman seusianya.
“Saya tidak memiliki anus dan telah menjalani pengobatan di banyak rumah sakit. Namun ketiadaan biaya karena ayah yang hanya bekerja sebagai buruh kasar, membuat saya pasrah dengan keadaan. Saat buang air besar, saat merasakan perih dan sakit karena feses yang seharusnya keluar dari anus justru keluar dari perut bagian kiri,” ujar Fadli, saat ditemui Suara Cirebon, Jumat, 19 April 2024.
Sejak kelas 5 sekolah dasar (SD), Fadli sudah berhenti sekolah karena harus menjalani pengobatan yang intensif ke sejumlah rumah sakit. Selain itu faktor perundungan yang sering dialami membuat dirinya trauma dan memilih untuk putus sekolah.
“Saya bahkan terpaksa putus sekolah karena malu sering dirundung oleh teman-teman,” ujarnya.
Fadli mengaku sangat ingin sembuh dari kelainan yang diderotanya agar bisa hidup normal layaknya anak-anak lain seusianya. Ia juga ingin kembali bersekolah agar bisa mengejar cita-cita, meski kini usianya telah menginjak remaja.
“Saya sangat ini bisa sembuh dan kembali bersekolah untuk mengejar cita-citanya, bisa berinteraksi dengan teman-teman, bermain, berolahraga dan aktivitas lainnya. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak lain agar bisa menjalani operasi secara total agar dapat sembuh dan hidup normal seperti remaja lainnya,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.