SUARA CIREBON – Sopir bus pariwisata Trans Putera Fajar, Sadira ikut terluka dalam kecelakaan maut di Lembah Sari, Jalan Raya Ciater, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat.
Sopir bus, Sadira sempat dilarikan ke Rumah Sakit atau RS Subang setelah kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater terjadi pada Sabtu malam pukul 18.45 WIB, 11 Mei 2024.
Sampai Minggu siang, 12 Mei 2024, kondisi Sadira terlihat sudah stabil. Sopir bus berusia 56 tahun itu tidak terlalu parah menderita luka. Bahkan sudah bisa menceritakan apa yang terjadi pada kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater tersebut.
Dalam pengakuannya, Sadira menuturkan kalau dirinya sempat dua kali memperbaiki rem yang dirasa mengalami gangguan.
Terakhir, sebelum kecelakaan terjadi, yakni saat rombongan berhenti di rumah makan untuk makan sore. Sadira bahkan sempat membongkar rem dengan mengundang montir bengkel.
“Saya sudah perbaiki. Ada montir. Bahkan rem telah dinyatakan aman. Karena itu rem dirasa sudah normal, saya berani melanjutkan perjalanan,” tutur Sadira.
Masalah muncul saat berada di turunan Lembah Sari, Jalan Raya Ciater di Palasari, Subang, ketika bus dalam posisi turun.
Sadira baru menyadari hal fatal lainnya, yakni angin rem. Ternyata saat ia menginjak rem dan ganti persneling, anginrem dalam posisi habis.
Habisnya angin rem inilah yang menjadi sumber kecelakaan. Sadira mengaku kaget menyadari kalau rem angin habis dalam posisi bus menurun.
Sadira mengaku panik dan kelabakan. Ia baru sadar kalau bus yang dikendarainya berada dalam posisi bahaya dengan rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di dalamnya.
“Saya melihat situasi di depan. Kalau saya teruskan, akan akan lebih banyak kendaraan yang tertabrak dan banyak jatuh korban. Karena itu saya insiatif banting setir ke kanan,” tutur Sadira.
Saat bus banting setir ke kanan, sempat menabrak sebuah mobil dari arah berlawanan.
Bus lalu terlempar ke kanan menyapu sejumah sepeda motor yang sedang parkir dan baru berhenti setelah menabrak tiang listrik di depan Masjid Saadah, Palasari, Ciater, Subang.
“Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi. Semua seperti gelap,” tutur Sadira yang malam itu dievakuasi ke RS Subang.
Sadira merupakan sopir bus pariwisata Trans Putera Fajar nomor polisi AD 7525 OG. Kecelakaan maut terjadi saat bus dalam perjalanan pulang ke Depok setelah mengantar rombongan siswa SMK yang punya acara perpisahan di Bandung.
Dari kecelakaan maut tersebut, 11 orang tewas. Sebagian besar, 10 orang, merupakan siswa SMK Lingga Kencana Depok yang diatar Sadira dan 1 warga Subang, merupakan pengendara sepeda motor.
Tercatat ada 32 korban terluka, 12 diantaranya luka berat. Kesemuanya kini dirawat di RS Subang dan sebagian di Puskesmas Palasari.
Hingga Minggu siang, 12 Mei 2024, ada 60 orang menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut yang 11 diantaranya tewas, terdiri dari 9 siswa dan siswi SMK, 1 orang guru dan 1 warga Subang yang sepeda motornya ditabrak saat bus kehilangan kendali setelah rem blong.
Untuk korban luka berat, tercatat berjumlah 27 orang, sedangkan luka sedang sebanyak 13 orang dan selebihnya luka ringan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.