SUARA CIREBON – Misterius, pemilik Will In Tour and Travel, penyelenggara study tour kegiatan perpisahan SMK Lingga Kencana Depok ternyata menghilang.
Keberadaannya tidak diketahui setelah terjadi kecelakaan maut yang menelan 11 korban jiwa di Jalan Raya Ciater, Subang pada Sabtu malam 11 Mei 2024.
Sempat dicari, bahkan sampai ke alamatnya, ternyata tidak diketahui. Sejak terjadi kecelakaan maut, langsung tidak jelas keberadaannya.
Menghilangnya pemilik Will In Tour and Travel terungkap saat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menelusuri keberadaan Travel Will In yang beralamat di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Terungkap, ternyata kantor Will In Tour and Travel lokasinya berada jauh masuk ke dalam gang sehingga sulit ditemukan.
Setelah dibantu warga, kantor travel ini akhirnya ditemukan berada di areal petak kontrakan. Ada bangunan bercat biru itu juga tergantung spanduk bertuliskan Biro Perjalanan Wisata Will In Tour and Travel.
Salah seorang tetangga kontrakan mengatakan pemilik travel tersebut bernama Sumantri, orang biasa memanggilnya Mantri. Namun sejak kejadian kantor tersebut tutup dan tidak jelas keberadaannya.
“Biasanya Mas Sumantri ada. Karena ini kantor dan tidur di situ juga. Setahu saya hanya sendiri disini. Biasanya setiap hari ada kelihatan, tapi semenjak kejadian gak tahu ke mana, gak kelihatan,” ujarnya.
Ketua RT mengungkapkan kantor tersebut berdiri di kontrakan milik Rahmat. Pemilik travel bukan warga setempat dan hanya mengontrak satu bangunan untuk dijadikan kantor.
“Setelah kejadian Hari Sabtu itu gak kelihatan lagi. Awalnya dua orang, tapi informasi terbaru sekarang tinggal satu orang yang biasa di kontrakan ini,” kata RT.
Saat ditanya dokumen kependudukan atau izin terkait travel, RT tersebut mengaku tidak pernah ada laporan. Terlebih ia baru sekitar satu tahun menjabat, sementara travel sudah hampir dua tahun di kontrakan tersebut.
RT sempat pulang untuk mencari dokumen warga. Setelah beberapa saat ia pun kembali membawa bundelan berkas namun setelah dicari tidak menemukan dokumen apapun terkait pemilik atau izin travel tersebut.
Kang Dedi menyayangkan aparat kewilayahan yang kurang peka dengan hal tersebut. Seharusnya RT memiliki data lengkap warga baik yang tinggal permanen, mengontrak dan membuka usaha di wilayahnya.
“Seharusnya ini dari awal didata milik siapa, izin usahanya bagaimana, dan sebagainya. Masih mending ini jual tiket wisata, coba kalau kontrakan ini jual narkoba bagaimana?,” sesal KDM.
Menurutnya hal tersebut penting dilakukan mulai tingkat RT untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan terjadi. Sebab selama ini pengawasan oleh aparat kewilayahan terlalu longgar.
Ia berharap aparat berwajib mengusut tuntas kecelakaan maut menewaskan belasan orang tersebut dan mencari keberadaan pemilik travel sebagai penyedia jasa yang menyediakan bus untuk kebutuhan study tour atau perpisahan SMK Lingga Kencana Depok.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.