SUARA CIREBON – Rudi Irawan, ayah kandung Pegi Setiawan menyatakan, dia bersama teman-teman sesama kuli bangunan siap menyampaikan kesaksian bahwa Pegi Setiawan berada di Bandung pada Sabtu malam 27 Agustus 2016.
Sabtu malam 27 Agustus 2016 atau 8 tahun lalu, ialah hari dimana mayat Vina dan Eki ditemukan di fly over jalan tol Kepompongan, Talun, Cirebon.
Rudi mengungkapkan kesiapannya saat didatangi rumah kontrakannya oleh Kang Dedi Mulyadi atau KDM pada Sabtu, 25 Mei 2024.
“Saya akan bersaksi, begitu juga dengan teman-teman sesama kuli bangunan, bahwa Pegi pada saat kejadian ada di Bandung, bukan di Cirebon,” tutur Rudi.
KDM mendatangi kontrakan Rudi di Bandung. Terlihat dalam kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi, ia menemui Rudi bersama istri yang merupakan ibu tiri Pegi, serta adik tirinya, seorang perempuan.
Saat KDM menyambangi rumah Rudi, para tetangga juga ikut berdatangan. Bahkan mereka ramai-ramai menyatakan kesiapan menjadi saksi.
“Apakah benar saat kejadian pembunuhan Pegi ada disini,” tutur KDM kepada tetangga Rudi.
“Berani Pak. Ada disini,” tutur seorang tetangga disambut lainnya kepada KDM.
Kepada KDM, Rudi menceritakan soal anaknya, termasuk sekilas perjalanan hidupnya selama berada di Bandung.
Rudi menuturkan kepada Kang Dedi Mulyadi, pada Agustus 2016, ia bersama Pegi dan sejumlah anak buahnya sedang menggarap proyek rumah tinggal di daerah Rancamanyar, Baleendah, Kota Bandung.
“Kami mengerjakan proyek selama empat bulanan. Baru selesai September, namun ada finisihing. Saat yang lain pulang ke Cirebon, justru Pegi masih membantu saya mengerjakan finisihing di Bandung,” tutur Rudi.
Rudi menuturkan, Pegi ikut bersamanya mengerjakan rumah milik H Agus. Ketika kasus ini mencuat dan Pegi ditangkap, pemilik rumah juga siap memberikan kesaksian.
“Pemilik rumahnya Pak Agus. Dia juga siap memberi kesaksian kalau Pegi ikut bersama saya mengerjakan rumahnya pada tahun 2016,” tutur Rudi.
Rudi juga tyidak percaya kalau Pegi mengejar-ngejar wanita seperti dituduhkan dalam kasus tersebut.
“Saya nggak percaya dia ngejar-ngejar wanita. Wong saya jodohkan disini, dia nggak mau. Nggak mau. Katanya dia ingin cari duit buat adik-adiknya dulu,” tutur Rudi.
KDM sempat keheranan saat Rudi menceritakan kalau Pegi tidak mau saat dijodohkan karena memilih bekerja untuk membantu adik-adiknya.
“Jadi malah nggak mau ya saat dijodohkan. Bener ya nggak ngejar-ngejar wanita,” tutur KDM.
KDM sempat menanyakan mengenai kesehatian Pegi. Rudi menjawab, dari kecil, dia tipe anak yang lebih senang tinggal di rumah, jarang sekali bepergian.
“Makanya saya tidak percaya kalau dia ikut geng motor, suka nongkrong. Malah katanya minum-minum. Merokok atau ngopi juga nggak,” tutur Rudi yang membuat KDM makin terkejut.
“Jadi nggak suka merokok atau ngopi,” tanya KDM menegaskan. Dijawab Rudi, “Ya benar. Makanya aneh kalau dia dituduh minum-minuman keras,” tutur Rudi.
Mengenai sepeda motor seperti ditanyakan KDM, Rudi menjawab, kalau itu memang motor Pegi. Itupun motor lama yang kondisinya sudah rusak dan rencananya akan diservis.
“Motor itu sudah rusak. Rencananya saat itu mau diservis, tapi malah disita polisi. Motor itu dipakai Pegi untuk kerja kalau di Cirebon. Dia sering ikut kerja juga jadi kuli bangunan kalau lagi ga ada kerjaan di Bandung,” tutur Rudi.
Mendengar cerita Rudi, KDM terlihat terharu. Ia mencoba menguatkan Rudi. Ia memberi nasehat agar Rudi dan keluarga bersabar dan terus berdoa.
“Prinsipnya kalau benar, pasti akan ditunjukan jalan kebenarannya,” tutur KDM yang juga meminta Rudi mengantarkan ke Agus, pemilik rumah yang pada Agustus 2016 dibangun oleh Rudi, Pegi serta kuli bangunan lainnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.