SUARA CIREBON – Kang Dedi Mulyadi rupanya penasaran dengan kesaksian Aep, warga Cikarang, Bekasi yang mengaku menyaksikan Pegi bersama kawanan geng motor saat peristiwa kematian Vina dan Eki pada Sabtu malam tanggal 27 Agustus 2016.
Pria yang juga akrab dipanggil KDM, sampai harus turun mengecek langsung ke lapangan untuk mencocokan kesaksian Aep diantara Jln Perjuangan, Gang Bakti, SMP Negeri 11 sampai MAN 2 Kota Cirebon.
Kang Dedi Mulyadi ditemani seorang pria yang mengaku bernama Ferry, warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari lokasi yang disebutkan Aep.
“Rumah saya tidak jauh dari sini Kang,” tutur Ferry kepada KDM seperti dikutip dari Kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi, Rabu 29 Mei 2024.
Dedi Mulyadi bersama Ferry, juga sejumlah warga setempat, sempat menelusuri lokasi yang disebutkan Aep dalam kesaksiannya pada Sabtu malam 27 Agustus 2016 atau 8 tahun lalu terkait kasus kematian Vina dan Eki.
Oleh Ferry, KDM ditunjukan lokasi cucian mobil steam di Jln Perjuangan, Kota Cirebon, tempat Aep di tahun 2016 bekerja.
Mengikuti pengakuan Aep, Kang Dedi Mulyadi sempat dibuat bingung karena ternyata di depan lokasi cucian mobil tempat Aep bekerja tidak ada warung tempat jualan rokok.
“Sok akang lihat. Saya orang sini. Itu lokasi tempat Aep kerja sebagai tukang cuci mobil. Dari dulu tidak ada warung rokok,” tutur Ferry.
“Warung rokok kecil barangkali, yang di pinggir jalan ?,” tanya KDM.
Ferry menjawab tidak ada. Kalau mau, warung rokok terdekat dengan tempat cucian mobil itu di warung Bu Nining.
“Nah warung Bu Nining dimana ?,” tutur KDM.
Ferry lalu menunjukan warung Bu Nining. Ternyata warung Bu Nining tidak di pinggir Jln Perjuangan, namun masuk ke Gang Bakti, cukup jauh dari Jln Perjuangan dan tempat Aep kerja sebagai tukang cuci mobil.
Warung Bu Nining sendiri ternyatasudah tidak ada. Sudah tutup. Namun KDM ditunjukan oleh Ferry tempat nongkrongnya anak-anak yang kini menjadi terpidana kasus kematian Vina dan Eki.
“Anak-anak kalau nongkrong disini Kang. Bukan di pinggir Jalan Perjuangan. Mereka ngumpul kalau sudah pada pulang kerja sebagai sesama kuli bangunan,” tutur Ferry yang menunjukan sebuah rumah di gang yang hanya bisa dilalui sepeda motor.
Masih penasaran karena tidak menemukan warung rokok, KDM lalu kembali ke Jln Perjuangan. Ia bertanya ke Ferry, coba tunjukan warung rokok terdekat dari tempat cuci mobil Aep.
Ferry menunjukan, warung rokok terdekat lokasinya jauh. Ada di depan MAN 2 Kota Cirebon.
“Ada disana Kang. Jauh. Di depan MAN,” tutur Ferry.
“Ya udah. Meski jauh yuk tunjukan ke saya. Nggak apa-apa jalan kaki. Itung-tiung olahraga, sehat,” tutur KDM yang kemudian diantar Ferry ke depan MAN.
Sampailah di depan MAN, terdapat Warung Madura. Di tempat itu, KDM sempat tanya ke penjualnya.
“Ibu jualan rokok disini sejak tahun berapa ?,” tutur KDM.
Ibu pemilik Warung Madura sempat menangis ketakutan. Namun keburu ditenangkan oleh KDM.
“Sudah lama Pak. Disini kalau malam hari sepi. Jarang orang lewat,” tutur si ibu penunggu warung rokok.
Dari depan Warung Madura sampai ke posisi yang disebutkan Aep saat Pegi dan teman-temannya melempari sepeda motor Eki dan Vina dengan batu ternyata sangat jauh.
“Sok Akang lihat. Ini siang hari. Jauh kan. Nggak terlihat. Apalagi malam hari. Makanya saya sempat gemes mendengar kesaksian Aep di YouTubenya Kang Dedi,” tutur Ferry.
“Iya ya. Jaraknya jauh dan malam, suasana gelap. Kalaupunada lampu penerang, tetap aja jauh,” tutur Kang Dedi Mulyadi.
Ferry menambahkan, jadi bagaimana mungkin Aep bisa melihat, apalagi mengaku secara jelas melihat Pegi dan delapan orang lainnya.
“Saya yang orang sini aja Kang, tidak kenal dengan Pegi. Tahunya sekarang setelah ramai. Saya bolak-balik daerah sini. Makanya aneh, ini Aep koq bisa mengaku kenal sekali dengan wajah Pegi, apalagi malam hari,” tutur Ferry.
Dalam kesempatan itu, Ferry juga menjelaskan soal peritsiwa saat warga mendatangi cucian mobil tempat Aep kerja smapai ada insiden pemukulan.
“Jadi waktu itu, Aep dan temannya membawa perempua. Memang benar anak punk. Cuma bawa perempuan. Pemuda sini datang beramai-ramai. Hanya saja, teman Aep, dia terlihat tatoan, mungkin karena berani itu malah melawan,” tutur Ferry.
Karena melawan, tentu saja para pemuda tambah marah. Disitulah terjadi insiden pemukulan, termasuk terhadap Aep.
“Jadi temannya Aep itu anak punk, bertato, melawan. Makanya jadi ribut. Disitulah Aep mungkin ikut kena pukul juga,” tutur Ferry.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.