SUARA CIREBON – Jalan Saladara, Kelurahan Karangmulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon dikenal sebagai tempat nongkrongnya anak-anak geng motor.
Kawanan geng motor sering nongkrong bahkan juga bentrok satu sama lain di Jalan Saladara di sekitar MAN dan SMPN 11 Kota Cirebon.
“Dari dulu, termasuk di tahun 2016, depan SMPN 11 itu tempat nongkrongnya geng motor,” tutur Sadikun, warga Jalan Saladara.
Namun geng motor yang nongkrong di sekitar SMPN 11 Kota Cirebon justru merupakan anak-anak dari luar, bukan warga lokal.
“Geng motor itu isinya anak-anak luar. Bukan warga setempat. Mereka nongkrong malam hari, terutama saat libur seperti malam minggu maupun saat hari libur,” tutur Sadikun.
Kawanan geng motor nongkrongnya hanya malam hari. Untuk lokasi tongkrongan geng motor memang dianggap representatif.
Sebab, tempatnya sepi dan gelap. Kemudian jalannya cukup lebar. Dengan nongkrong daerah di depan SMPN 11 Kota Cirebon, geng motor bisa kabur kemana saja bila ada razia polisi.
Dilihat dari lokasinya, ujung Jalan Saladara di daerah dekat SMPN 11 Kota Cirebon, cukup strategis bagi kawanan geng motor nongkrong.
Jalan Saladara merupakan daerah perbatasan antara Kecamatan Kesambi Kota Cirebon dengan Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.
Kawanan geng motor bisa menuju arah mana saja jika nongkrong di depan SMPN 11 Kota Cirebon. Kalau mau ke Kota Cirebon, bisa ke arah utara melewati Jalan Perjuangan.
Kalau mau ke selatan, bisa ke arah Sumber, maupun ke arah Kalitanjung. Kawanan geng motor bisa lurus ke pertigaan Kangrakasan, atau di lampu merah pertigaan bisa belok kiri ke Jalan Evakuasi dan tembus ke By Pass Brigjen Dharsono.
Sadikun dan warga Jalan Saladara mengungkapkan kalau daerahnya sering jadi ajang tongkrongan kawanan geng motor.
Saat ditemui Kang Dedi Mulyadi (KDM), Sadikun mengungkapkan, karena sering jadi tongkrongan, daerahnya juga sering jadi medan bentrok atau perkelahian antar geng motor.
“Dulu itu geng motor sering juga ribut di depan SMPN 11. Jadi yang suka nongkrong justru anak-anak geng motor dari luar, bukan warga lokal,” tuturnya.
Sadikun menjelaskan, anak-anak Jalan Saladara sendiri tidak terlihat ada yang ikut kawanan geng motor. Sebab, sebagian besar merupakan pekerja kasar seperti kuli bangunan.
“Kalaupun ada geng, ya geng kuli bangunan. Kerjanya nongkrong tapi tidak pakai motor seperti geng motor yang sering konvoi,” tutur Sadikun.
Untuk anak-anak setempat, Sadikun mengakui sering juga nongkrong. Namun jarang sampai malam hari. Mereka biasanya nongkrong itu kalau habis pulang kerja,itupun tidak pada bawa motor.
“Kalau anak-anak yang ditangkap, malah nongkrongnya sering di dalam gang. BUkan di pinggir jalan. Warga juga sering khawatir karena sering bentrok antar geng motor,” tutur Sadikun.
Dari penuturan Sadikun menunjukan bahwa kelompok yang suka nongkrong di depan SMPN 11 Kota Cirebon, tidak selalu warga atau anak-anak muda warga setempat.
Sebab, kawanan geng motor yang merupakan anak-anak luar kampung, juga menjadikan Jalan Saladara sebagai tempat strategis untuki tongkrongan mereka sebelum melakukan kovoi keliling kota, terutama pada hari-hari libur.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.