SUARA CIREBON – Kontroversi kasus kematian Vina dan Eki rupanya menarik perhatian mantan Menkopolhukam, Mahfud MD.
Mahfud MD mengaku dirinya ikut memperhatikan kontroversi kasus kematian Vina dan Eki yang menurutnya banyak kejanggalan.
“Kasus ini sudah terjadi 8 tahun lalu, kalau sekarang muncul kontroversi, itu karena tidak tuntas,” tutur Mahfud MD.
Penayangan film “Vina Sebelum 7 Hari” hanya pemantik saja. Andai dari awal tuntas, kemunculan film tidak akan berrarti apa-apa kecuali hanya sebagai kisah dalam film saja.
“Ini karena ada kontroversi. Berkah dari film ini justru membuka tabir lama yang selama 8 tahun tertutupi,” tutur Mahfud MD.
Mahfud MD menduga, dalam penanganan kasus kematian Vina dan Eki, bukan hanya karena unprofesioal conduct (ketidakprofesionalan aparat), tetapi ada permainan.
“Saya menduga, ini bukan soal apakah profesional atau tidak profesional, tapi ada permainan jahat di balik kasus kematian Vina dan Eki,” tutur Mahfud MD.
Mahfud MD menuturkan, carut marut dan banyaknya kejanggalan dalam kasus kematian Vina dan Eki sebenarnya menjadi potret bagaimana penegakan hukum di Indonesia.
“Ini menjadi salah satuwajah buruh dari penegakan hukum di Indonesia. Hukum bisa jadi alat permainan untuk melindungi orang berpengaruh atau berduit,” tutur Mahfud MD.
Sebaliknya, hukum juga bisa menjadi alat pemukul bagi oran-orang yang tidak punya kekuasaan seperti rakyat miskin.
“Kasus kematian Vina dan Eki, terlihat jelas bagaimana negara memperlakukan orang-orang miskin semaunya sendiri,” tutur Mahfud MD.
Mahfud MD meminta kasus kematian Vina dan Eki dibongkar dari nol. Dimulai dari penyidikan, serta uji forensik yang memastikan apakah ini pembunuhan atau murni kecelakaan.
“Harus dibongkar dari awal. Mulai dari pertanyaan awal, apakah ini pembunuhan dan pemerkosaan atau kecelakaan,” tutur Mahfud MD.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.