SUARA CIREBON – Liga Akbar resmi meminta perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Pengacara Liga Akbar, Yudia Alamsyah menuturkan, permintaan perlidungan ke LPSK sudah diajukan sejak 13 Juni 2024.
Yudia Alamsyah meminta LPSK memberi perlindungan ke Liga Akbar karena dalam kasus kematian Vina dan Eki posisinya sangat penting.
Liga Akbar menjadi salah satu saksi kunci terkait kematian Vina dan Eki. Apalagi, setelah sahabat almarhum Eki ini mencabut Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di tahun 2016.
“Setelah mencabut BAP 2016, posisi Liga Akbar sangat penting. Kami meminta perlidungan ke LPSK,” tutur Yudia Alamsyah, Selasa, 18 Juni 2024.
Permintaan perlindungan ke LPSK juga menyusul apa yang dialami Liga Akbar saat dirinya mencabut kesaksian dalam BAP 2016.
Liga Akbar mengaku sering menerima telefon dari orang tak dikenal. Rumahnya juga kedatangan orang-orang misterius yang tiba-tiba menanyakan keberadaannya.
“Ini serius. Kami minta LPSK segera memberi perlindungan,” tutur Yudia Alamasyah.
Yudia Alamsyah menambahkan, LPSK telah menerima surat permohonan. Bahkan dalam waktu dekat, akan ke Cirebon untuk membahas soal permohonan tersebut.
“Posisi Liga Akbar penting dalam mengungkapkan misteri kematian Vina dan Eki yang belakangan makin terungkap banyak kejanggalannya,” tutur Yudia Alamsyah.
Seperti diketahui, Liga Akbar telah mencabut BAP tahun 2016 yang diberikan ke penyidik di Polres Ciko terkait kematian sahabatnya Eki dan Vina.
Liga Akbar menyatakan mencabut karena BAP tahun 2016 itu tidak sesuai dengan kenyataan terkait posisi dirinya pada Sabtu malam 27 Agustus 2016 saat terjadi kematian Vina dan Eki.
Dalam keteragan di BAP, Liga Akbar disebutkan bersama Eki dan Vina pada Sabtu malam naik motor ke arah Sumber untuk ke Kuningan.
Bahkan disebutkan, Liga Akbar sempat ikut dilempari sekelompok orang di depan SMP Negeri 11 Kota Cirebon di Jalan Saladara.
Kemudian Liga Akbar kabur untuk menyelamatkan diri, begitu juga Eki yang berboncengan dengan Vina.
Hanya saja, Liga Akbar berbelok ke sebuah gang dan selamat. Sedangkan Eki dan Vina kabur ke arah fly over sampai kemudian ditemukan meninggal dunia.
Namun dalam keterangan terbaru, setelah mencabut BAP 2016, Liga Akbar mengungkapkan bahwa dirinya bersama Eki hanya sampai SMA Negeri 4 Kota Cirebon di Jln Perjuangan.
“Saya tidak ikut bersama Eki dan Vina ke Kuningan. Kita pisah di SMA 4. Jadi saya tidak tahu soal pelemparan. Tahunya dapat kabar Eki dan Vina kecelakaan pada Sabtu malam,” tutur Liga Akbar.
Liga Akbar mengungkapkan, keterangannya dalam BAP 2016 terpaksa ditandatangani karena berada dalam tekanan.
Bahkan saat diperiksa, para penyidik menekan dan mengatakan kalau ada yang melihat Liha Akbar bersama Eki dan Vina saat dilempar di SMP Negeri 11.
“Saya dari dulu sudah menolak. Tapi selalu ditekan katanya ada yang melihat saya di lokasi kejadian. Saya bingung, makanya tandatangan. Sekarang saya cabut BAP itu,” tutur Liga Akbar.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.