SUARA CIREBON – Sejumlah bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabup) Cirebon yang sudah mendaftar ke beberapa partai politik, mulai memasang strategi agar bisa dikenal oleh masyarakat.
Salah satu cara yang lazim dan banyak dilakukan ialah dengan memasang baliho bergambar bakal calon yang bersangkutan di sejumlah titik keramaian dan di tepi-tepi jalan raya.
Salah satunya seperti yang dilakukan bacabup yang telah resmi mendaftar di Partai Demokrat, Suharso. Tidak tanggung-tanggung, baliho yang tersebar di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon itu bergambar Suharso dan politisi PKB yang saat ini masih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj Yuningsih.
Baliho bertuliskan “Bismillah Suharso Yuningsih Wis Wayae” itu memberi kesan pasangan bacabup dan bacawabup tersebut adalah pasangan yang telah siap bertarung dalam kontestasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon pada November mendatang.
Ketika Suara Cirebon mengonfirmasi keberadaan baliho tersebut, Yuningsih mengaku kaget karena merasa tidak mengetahui baliho bergambar dirinya berpasangan dengan Suharso.
Sejak baliho bergambar dirinya dengan Suharso menyebar, Yuningsih mengaku banyak mendapat pertanyaan yang bersifat klarifikasi dari teman dan kerabatnya. Yuningsih pun mengaku tidak menanggapi keberadaan baliho tersebut, karena menganggapnya sebagai hal yang wajar.
Hanya saja, sebagai kader parpol, Yuningsih tetap harus menunggu keputusan partai untuk melakukan sosialisasi.
“Sebagai kader, kita menunggu keputusan partai, apalagi saya juga tidak mendaftar bacabup atau bacawabup,” papar Yuningsih, Kamis, 20 Juni 2024.
Kendati demikian, diakui Yuningsih, bacabup yang bersangkutan dan tim suksesnya pernah datang ke rumahnya, sebelum baliho terpasang di sejumlah wilayah. Saat itu, Suharso mengajak Yuningsih menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada November nanti.
“Sebelum baliho terpasang, memang ada salah satu Bacabup yang datang ke rumah untuk berikhtiar dalam Pilkada 2024. Tapi yang mengajak saya bukan hanya Pak Suharso, ada juga yang lainnya,” kata Yuningsih.
Menurut Yuningsih, melakukan sosialisasi dengan beragam media sebenarnya menjadi hak setiap bakal calon yang ingin melakukan start lebih awal, meski belum mendapatkan rekomendasi dari partai.
Namun dalam hal ini, ia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak mendaftar ke parpol manapun sebagai bacabup atau bacawabup.
“Saya tidak mendaftar, saya ingin cooling down dulu. Mungkin saat tim Pak Suharso memasang baliho, beliau memprediksi rekomendasi itu bisa saja turun kepada orang yang tidak mendaftar sekali pun. Ya memang, karena aturan partai itu kan dinamis,” terangnya.
Karena itu, Yuningsih pun tidak bisa berbuat banyak. Ia tidak bisa memerintahkan pihak yang telah memasang atau ia menurunkan sendiri baliho tersebut. Karena, hal itu menjadi hak bakal calon yang bersangkutan untuk berikhtiar dalam pertarungan Pilbup nanti.
“Kalau mau saya turunkan juga ya menyalahi aturan, jadi biarkan saja. Nanti juga ada kepastian sendiri, yang penting semua pihak jangan salam paham,” paparnya.
Yuningsih menambahkan, kalau memang dirinya ingin maju dalam Pilkada serentak tahun ini, tentu ia akan mendaftarkan diri sebagai bacabup atau bacawabup sejak awal.
Ia sengaja ingin cooling down lantaran berkaca dari pemilihan legislatif (Pileg) kemarin. Dimana dalam pileg tersebut banyak calon legislatif dari kaum hawa yang tidak terpilih alias tumbang.
Kalau dipaksakan maju dalam Pilbup nanti, ia khawatir perolehan suaranya tidak jauh berbeda dengan momen sebelumnya tersebut.
Terlebih, ia juga melihat banyak hal yang harus dibenahi di Kabupaten Cirebon. Dimana untuk membenahi wilayah Kabupaten Cirebon dibutuhkan tenaga ekstra.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.