SUARA CIREBON – Kombes Pol Nurhadi Handayani yang menjadi Kabid Hukum Polda Jabar, sebenarnya bukan sosok asing bagi masyarakat baik Kota maupun Kabupaten Cirebon.
Sepanjang kariernya yang cukup panjang di Bhayangkara, Nurhadi Handayani pernah bertugas cukup lama di Cirebon.
Bahkan perwira menengah Polri ini termasuk lengkap. Sebab pernah bertugas di dua wilayah administratif atau yurisdiksi dari Cirebon, yakni Kabupaten maupun Kota Cirebon.
Menginjakan kaki di Cirebon pertama kali bagi Nurhadi Handayani dalam perjalanan karier di Bhayangkara dengan menjadi Kanit Polairud Cirebon.
Dari Kota Cirebon, kemudian mutasi dengan menjadi Kapuskodal Ops Polres Cimahi serta Kapolsek Sumur Bandung.
Dari pusat Kota Bandung di sebagai Kapolsek Sumur Bandung, Nurhadi Handayani lalu dimutasi menjadi Kapuskodal Ops Polresta Bogor.
Dari Bogor itulah, Nurhadi Handayani kembali bertugas di Cirebon. Kali ini menjadi orang nomor dua, atau Wakapolres Cirebon setelah sebelumnya menjadi Wakapolres Banjar.
Selama bertugas di Wakapolres Cirebon di tahun 2006 hingga 2007, Nurhadi Handayani yang masih berpangkat Kompol, dikenal sebagai sosok yang akrab dan hangat dalam membangun relasi dengan para wartawan.
Wartawan yang bertugas di tahun 2007, cukup mengingat nama Nurhadi Handayani karena di ujung tugasnya di Polres Cirebon (kini Polresta Cirebon), sempat muncul insiden dengan Kapolres Cirebon saat itu, AKBP Syamsul Bachri.
Sempat ada konflik di pucuk pimpinan Polres Cirebon ketika tahun 2007 terkait dengan barang bukti sejumlah mobil mewah ketika itu.
Kini, nama Nurhadi Handayani kembali muncul yang ternyata sudah berpangkat Kombes Pol, perwira menengan Polri, sebagai Kabid Humas Polda Jabar.
Nama Nurhadi Handayani tengah menjadi sorotan karena memimpin tim hukum Polda Jabar dalam menghadapi gugatan Pegi Setiawan di sidang pra peradilan.
Nurhadi Handayani memimpin tim hukum Polda Jabar, menghadapi Pegi Setiawan, sosok kuli bangunan asal Kompongan, Talun, Kabupaten Cirebon tempat dulu pernah bertugas di tahun 2006 sampai 2007.
Nurhadi Handayani harus menghadapi tekanan publik yang sangat berat terkait penangkapan Pegi Setiawan, kuli bangunan yang dituduh sebagai otak kematian Vina dan Eki pada 27 Agustus 2016.
Masyarakat Indonesia menyorot tajam kasus kematian Vina Cirebon dan kekasihnya di fly over Kepompongan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.