SUARA CIREBON – Sejumlah desa di Kecamatan Susukan, Gegesik dan Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon diterjang banjir pada Sabtu, 6 Juli 2024 sore.
Informasi yang dihimpun Suara Cirebon menyebut, banjir di Kecamatan Arjawinangun merendam ratusan rumah warga di beberapa Blok di Desa Arjawinangun.
Selain itu, banjir juga merendam Kantor Kecamatan Arjawinangun, kantor Damkar Arjawinangun, satu musala, satu SD, dan puluhan hektare sawah.
Air mulai dirasakan masuk ke rumah-rumah warga sekitar pukul 16.00 WIB dengan ketinggian mencapai 70 cm.
Sub Koordinator Ahli Muda Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Arjawinangun disebabkan hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang lama hingga menyebabkan Sungai Posong meluap.
“Ada 268 rumah dan 960 jiwa terdampak banjir. Saat ini kondisi mutakhir banjir di Arjawinangun sudah surut,” ujar Juwanda, Ahad, 7 Juli 2024.
Banjir juga merendam belasan hektare sawah dan ratusan rumah warga di Desa Bayalangu Kidul dan Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik. Penyebab banjir di dua desa tersebut akibat derasnya air hujan ditambah luapan sungai pembuang Sigranala yang mengalami sedimentasi.
“Di Desa Bayalangu Kidul 180 rumah warga terdampak, jumlah warga terdampak sebanyak 759 jiwa. Ketinggian air dari 30 cm sampai 60 cm. Untuk sawah yang terendam ada 5 hektare, sedangkan di Bayalangu Lor ada 10 hektare sawah terendam,” kata Juwanda.
Banjir juga menerjang permukiman warga Desa Jagapura Kulon, Jagapura Lor dan Jagapura Kidul, Kecamatan Gegesik.
Banjir di tiga desa tersebut disebabkan meluapnya Sungai Songket akibat hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang lama. Kondisi tersebut diperparah dengan jebolnya tanggul penahan tanah (TPT) di sungai tersebut.
Di Desa Jagapura Kulon, jumlah rumah terdampak banjir mencapai 2550 unit dan jumlah warga terdampak banjir sebanyak 8.454 jiwa dengan ketinggian air mencapai 100 cm.
“Sebanyak 4 KK atau 10 jiwa mengungsi di Masjid Al-Muttaqin. Penyebab (banjir, red) luapan air dikarenakan jebolnya tanggul Sungai Jonggol dan pintu air tidak bisa dibuka. Sekarang pintu air sedang diperbaiki dinas terkait dan masyarakat setempat,” kata Juwanda.
Di Desa Jagapura Lor, jumlah rumah terdampak banjir masih lebih rendah, yakni 636 unit rumah dan 3.777 warga dengan ketinggian air yang sama. Begitu juga di Desa Jagapura Kidul, jumlah rumah dan warga terdampak banjir lebih rendah lagi. Di desa tersebut, jumlah rumah terdampak banjir sebanyak 525 unit dan warga yang terdampak sebanyak 2.010 jiwa.
“Sampai (Ahad, 7 Juli 2024) jam 11 siang banjir di Jagapura belum surut,” kata Juwanda.
Pantauan Suara Cirebon, hingga pukul 14.30 WIB banjir masih merendam rumah-rumah warga hingga jalan raya Arjawinangun-Jagapura. Tidak sedikit pengendara sepeda motor yang melintas di jalan raya tersebut mengalami mogok akibat mesin mati setelah memaksa menerobos banjir.
Sementara di Kecamatan Susukan, banjir melanda Desa Bunder, tepatnya di perumahan Bumi Bunder Indah Regency. Di desa tersebut, sebanyak 110 rumah terendam banjir dan 350 jiwa terdampak. Banjir di desa tersebut diakibatkan meluapnya sungai Wanganayam dan Kaliasem.
Sementara di wilayah Kecamatan Panguragan, banjir hanya menggenangi jalan raya di Desa Kalianyar dan Panguragan, Kecamatan Panguragan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.