SUARA CIREBON – Pascalebaran haji (Dzulhijah) hingga sekarang, di wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya merupakan musim hajatan. Pada masa-masa tersebut, banyak orang yang menggelar hajat pernikahan dan sunatan.
Salah satunya, pasangan pengantin bernama Sanjaya dan Dewi, warga Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Selain karena alasan bulan baik, pasangan itu memilih tanggal 1 Muharran yang bertepatan dengan 7 Juli 2024 sebagai hari menggelar hajat pernikahan, karena biasanya pada bulan tersebut telah masuk musim kemarau, sehingga diperkirakan hajatan akan berlangsung aman tanpa gangguan hujan.
Namun, siapa sangka, hujan turun dari sejak Sabtu, 6 Juli 2024 dini hari hingga Sabtu malam nyaris tanpa jeda. Imbasnya, sejumlah blok di Desa Jagapura Kulon teremdam banjir, termasuk di lokasi hajat pernikahan Sanjaya dan Dewi tersebut.
Sanjaya dan Dewi pun tak mampu berbuat banyak. Mereka terpaksa tetap menggelar pesta (resepsi) pernikahan meski di tengah banjir.
Pasalnya, kedua mempelai telah dari jauh hari merencanakan dan memilih tanggal serta hari pernikahan, Mereka juga telah menyebar undangan untuk tanggal tersebut.
“Awalnya cukup sedih sih, cuman tanggal sudah ditentuin, semua sudah dibooking, jadi mau gak mau ya harus diadain hari ini,” ungkap Sanjaya, Ahad, 7 Juli 2024.
Sanjaya mengatakan, meski merasa sedih karena menggelar pernikahan di tengah bencana banjir, namun melihat antusias tamu undangan yang terus berdatangan, tidak membuatnya patah semangat.
“Tamu-tamu alhamdulillah datang semua, bikin saya jadi lebih semangat karena mereka juga semangat mau nganter dan suksesin acara ini,” katanya.
Sunjaya menjelaskan, saat melakukan seserahan, ketinggian sempat mencapai 80 sentimeter.
“Air ini sempat tinggi, waktu di perjalanan (seserahan) airnya itu sepaha (80 sentimeter), kalau di sini (lokasi resepsi) paling sebetis (30 sentimeter),” jelasnya.
Meski banjir menerjang lokasi resepsi, namun seluruh proses acara pernikahan berjalan dengan lancar.
“Alhamdulillah semua lancar, meskipun semua basah, meskipun sampai gak pake sandal juga,” ucapnya.
Seperti diketahui, hujan yang turun sejak Sabtu, 6 Juli 2024 dini hari hingga Sabtu malam menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Susukan, Gegesik dan Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon terendam banjir.
Di Kecamatan Gegesik, banjir menerjang permukiman warga Desa Jagapura Kulon, Jagapura Lor dan Jagapura Kidul. Banjir di tiga desa tersebut disebabkan meluapnya Sungai Songket akibat hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang lama. Kondisi tersebut diperparah dengan jebolnya tanggul penahan tanah (TPT) di sungai tersebut.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.