SUARA CIREBON – Dede Riswanto (30 tahun) mengaku dirinya selama delapan tahun dihantui rasa bersalah dan berdosa.
Apalagi setelah kasus Vina Cirebon kembali muncul. Ia mengaku sampai tidak bisa tidur setiap malam karena selalu memikirkan nasib pada terpidana yang divinis seumur hidup.
“Saya dihantui terus Pak. Merasa bersalah dan berdosa. Mereka dihukum seumur hidup. Saya sebenarnya sudah lama ingin jujur, ingin keluar bicara ke media, namun saya takut,” tutur Dede.
Dede, merupakan warga Desa Tangkil, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Kini secara mengejutkan muncul dan sengaja menemui Kang Dedi Mulyadi (KDM) di rumahnya di Lembur Pakuan, Subang.
KDM dalam kasus Vina Cirebon, sejak awal memang sangat aktif melakukan pendampingan karena merasa ada banyak kejanggalan dalam penanganan kasus kematian sejolis Vina dan Eky pada Sabtu 27 Agustus 2016 lalu.
“Saya tergerak hati saya untuk mengawal kasus ini sampai kebenaran dan keadilan dari para terpidana didapatkan. Saya sudah sampai pada kesimpulan, para terpidana yang dihukum seumur hidup tidak bersalah. Mereka tidak ada sangkut pautnya dengan kematian Vina dan Eki,” tutur KDM.
Dalam kasus Vina Cirebon, posisi Dede sendiri sangat penting dan strategis karena namanya sering disebut bersama Aep menyaksikan insiden pelemparan dan pengejaran di depan SMP Negeri 11 Kota Cirebon di Jalan Saladara.
“Saya terus merasa bersalah dan berdosa Pak. Bathin saya tersiksa melihat mereka dihukum seumur hidup. Diantaranya karena kesaksian saya. Padahal saya sendiri tidak tahu-menahu kasus itu,” tutur Dede.
Dede mengaku selama delapan tahun dihantui rasa bersalah sekaligus bingung. Ia tidak tahu mau berkata jujur, namun kepada siapa. Sebab dia hanya kuli bangunan.
“Tiap hari saya berpikir Pak. Sampai tidak bisa tidur sampai jam 3 malam. Tidur juga tidak nyaman, terutama setelah kasus Vina ini kembali ramai,” tutur Dede.
Dede mengaku lama berpikir. Sampai kemudian dia bicara dengan teman-teman sekerjanya sebagai kuli bangunan di Tangerang.
Kemudian juga bicara dengan keluarganya. Sampai akhirnya, keluarga mengarahkan agar Dede menemui Kang Dedi Mulyadi sekaligus minta perlindungan.
“Saya juga bingung sekali Pak. Kalau saya muncul, saya tidak punya uang dan tidak kuat bayar pengacara. Saya juga nanti tidak kerja. Anak saya mau dikasih makan apa,” tutur Dede mengungkapkan kalau dirinya mengalami perang bathin yang sangat hebat.
Setelah bicara dengan keluarga, akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa Dede harus mengakhiri semua. Ia pun akhirnya nekad menemui KDM.
“Saya akhirnya ambil keputusan. Saya bertekad bulat, mental harus kuat. Setelah rundingan dengan pihak keluarga dan diarahkan ke Bapak, akhirnya saya tempuh jalan ini,” tutur Dede.
KDM sempat sedih mendegarkan cerita Dede. Ia tahu bahwa Dede, sama dengan terpidana lainnya dalam kasus Vina, hanyalah orang-orang kecil, polos dan bodoh yang hanya dijadikan korban.
“Dede, sama dengan terpidana lain dalam kasus Vina Cirebon. Mereka orang kecil, polos dan bodoh. Hanya jadi tumbal oleh ambisi saja,” tutur KDN.
“Sudah kami nanti bersama saya. Saya akan melindungi kamu yang berani terus terang dan berkata jujur,” tutur KDM.*
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.