SUARA CIREBON – Kang Dedi Mulyadi atau KDM bakal memperjuangkan agar Jawa Barat menjadi provinsi religius yang berbasis ilmu, bukan politik.
Dengan berbasis ilmu, maka Jabar bisa menjadi provinsi termaju di Indonesia, sekaligus sebagai provinsi terbaik secara moral karena basis agama yang dikembangkan.
Keseimbangan imtaq (iman dan taqwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) harus diperjuangkan secara bersama-sama untuk memajukan Jabar sebagai provinsi religius berbasis ilmu pengetahuan.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengungkapkan visinya tentang Jabar ke depan saat bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh NU Jabar. Silaturahmi digelar di rumah Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin, Kamis 25 Juli 2024.
KDM mengatakan, kedatangannya selain bersilaturahmi juga dalam rangka membicarakan perkembangan pendidikan keagamaan. Salah satu pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basis pesantren.
Menurut KDM salah satu kelemahan saat ini adalah banyak orang berbicara soal agama tapi tidak memiliki basik pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab.
“Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab,” ucapnya.
Karena itu, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan, bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.
KDM meyakini dengan cara seperti itu, ke depan Jabar bisa menjadi provinsi yang memiliki nilai spiritualitas berbasis ilmu dan bukan sekadar jargon politik semata.
“Ke depan itu harus menjadi fokus kita apalagi Jabar penyangga Jakarta yang tingkat dinamika keagamaannya sangat tinggi yang harus segera direspon dengan keilmuan. Sehingga ke depan Jabar menjadi provinsi yang memiliki nilai religiusitas berbasis ilmu bukan berbasis politik,” ujarnya.
Kang Dedi Mulyadi berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu bisa bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.
KH Juhadi menilai ide dan gagasan KDM perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum baik di sekolah maupun di permukiman warga.
“Sehingga ketika pendidikan umum dan pendidikan agama bisa berjalan dengan baik maka mudah-mudahan Jabar semakin kondusif,” ujar kiai asal Indramayu itu.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.