SUARA CIREBON – Vina sudah berada di rumah Widia, setelah sempat cenglu (bonceng teluan, bonceng bertiga) bersama dua sahabatnya.
Sampai di rumah Widia, Vina pinjam uang Rp.50 ribu. Lalu dibelikan dua bugkus indomie dan pembalut.
Berikutnya, karena tidak bisa menyalakan kompor, akhirnya Mega yang memasak mie pesanan Vina yang dipanggil Dede.
Namun tak lama setelah itu, tiba-tiba Vina minta kembali diantar ke Samadikun, ke rumah kontrakanya Mba Neng. Mba Neng panggilan akrab untuk Marliana, kakak kandung Vina.
“Nah saat itu, Vina minta diantar ke kontrakan Mba Neng mau minta uang. Saat itu saya dan Mega marah, sebab tidak sejak awal saja ngasih tahunya supaya tidak dua kali kerja dan bolak-balik,” tutur Widia.
Saat itu, Vina tetap mendesak minta diantar ke rumah kontrakan Mba Neng untuk minta uang. Widia tidak mau antar, sampai akhirnya Mega lah yang mengantar Vina ke rumah Mba Neng.
Kemudian sekitar pukul 15.30 WIB, Mega sendirian mengantar Vina ke rumah kontrakan Mba Neng, masih di daerah Samadikun. Widia saat itu tidak ikut karena selain panas juga merasa kesal dengan Vina yang minta bolak-balik diantar.
Sampai di rumah Mba Neng (Marliana) di Samadikun, Vina masuk. Mega saat kembali disiruh menunggu di motor, sekitar 15 menit.
Setelah diberi uang oleh Mba Neng, Vina menemui Mega. Lalu keduanya kembali berbonengan menuju rumah Widia yang jaraknya cukup jauh. Butuh waktu sekitar setengah jam dari rumah Vina ke rumah Widia.
“Setelah dapat uang, Vina datang. Saat itu saya lihat Vina agak bete (kesal),” tutur Mega yang kemudian berboncengan menuju rumah Widia.
Di tengah jalan, di daerah By Pass, Jln Brigen Dharsono, Kota Cirebon, Vina menepuk-nepuk pundak Mega minta berhenti. Ternyata ada Eky yang langsung menghalangi sepeda motor Mega.
“Sekitar di daerag Mie Gacoan kalau sekarang. Eky malang sepeda motor saya. Lalu saya berhenti. Eky sendirian. Saat itu Vina turun. Lalu dia ngobrol dengan Eky. Agak jauhan dengan saya. Terlihat keduanya berdebat, saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan,” tutur Mega.
Tak lama, Vina mendatangi Mega. Vina minta mau terus berdua dengan Eky. Tapi Mega marah. Mega meminta agar Vina tetap ke rumah Widia dulu. Akhirnya, Vina pindah motor, bonceng Eky ke rumah Widia.
Saat itu, Mega naik motor sendirian. Cuma karena Eky ngebut, akhirnya Mega terpisah. Mega sendiri sempat kebingungan mencari jalan ke rumah Widia, karena dia belum terlalu hapan jalan.
“Waktu itu sekitar jam lima sorean. Saya kehilangan jejak. Nggak ngejar Eky dan Vina. Setelah saya sampai rumah Widia, ternyata Vina belum datang,” tutur Mega.
Setelah mengantarkan motor Widia. Mega kemudian keluar arena dijemput sama pacarnya. Disitu sempat bertemu Vina masuk ke gang ke arah rumah Widia. Saat itu Eky menunggu di sepeda motor.
“Saya sempat tanya ke cowoknya (Eky), mau kemana. Tapi nggak dijawab,” tutur Mega.
Mega sempat bertemu dengan Vina. Hanya saja tidak sempat ngobrol. Bagi Mega, itulah pertemuan terakhir kalinya dengan Vina.
Setelah Mega pergi, Vina ternyata langsung ke rumah Widia. Ia langsung mandi. Widia sempat bertanya kenapa Mega datang sendirian. Saat itu, Vina memberitahu kalau dia bersama Eky.
Saat Vina mandi, Eky menunggu di jalan. Widia hanya melihat dari jauh. Terlihat Eky nunggu di atas motor. Terlihat jaketnya dililitkan di pinggangnya.
“Setelah mandi dan dandan, Vina sempat pinjam baju. Dres warna hitam, nyambung rompi putih dengan corak hitam. Kemudian pinjam hotpan berbahan kain, warna hitam dan sandal warna cream,” tutur Widia.
Setelah mandi dan dandan, Vina pamit mau keluar bersama Eky. Vina mengaku mau menyelesaikan masalah dengan Eky. Ini karena seminggu sebelumnya, Vina mengaku sempat putus dengan Eky.
“Sebelum pergi, saya sempat mengingatkan Vina agar pulangnya jangan malam-malam. Waktu menjelang Maghrib. Vina bilang mau ke rumah Mba Neng juga mau minta uang untuk mengembalikan hutang ke saya. Saat itu saya minta agar Vina pulangnya tidak boleh lebih dari jam sepuluh malam,” tutur Widia.
Saat itu, Vina menyanggupi kalau akan pulang sebelum jam sepuluh. Sebelum pergi dengan Eky, Vina sempat berpesan agar Widia dan Mega jangan tidur terlebih dahulu sebelum dia pulang.
“Vina pesan agar saya dan Mega jangan tidur sebelum Vina pulang. Ia juga pesan agar pintu jangan dikunci. Maksudnya supaya ketika pulang, Vina mudah masuk ke rumahnya,” tutur Widia.
Widia mengaku setelah Vina pergi sempat berusaha mengejar untuk memastikan apakah sahabatnya itu pergi bersama Eky. Cuma ketika sampai di ujung gang, Vina sudah tidak ada karena sudah lebih dulu berangkat dengan Eky.
Menjelang maghrib itu, merupakan pertemuan terakhir Widia dengan sahabatnya, Vina yang kemudian pada malam harinya, dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan dengan kekasihnya Eky pada Sabtu malamnya, 27 Agustus 2016.
Tubuh Vina terkapar terluka parah di fly over Kepompongan, Talun, Cirebon, Sedangkan Eki, saat ditemukan, sudah tidak bernyawa dengan luka parah di sejumlah bagian tubuhnya.*** (Bersambung)
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.