SUARA CIREBON – Kesaksian Reynaldi di sidang PK Saka Tatal di PN Kota Cirebon menjadi viral.
Reynaldi sempat ikut ditahan oleh sebuah tim kecil dari Satuan Narkoba di Polres Ciko (Cirebon Kota) pada 31 Agustus 2016 lalu.
Saat itu, Reynaldi masih berusia 15 tahun. Ia ikut ditahan bersama Saka Tatal yang juga sama-sama berusia 15 tahun, dan dibawa ke Polres Ciko.
Reynaldi adalah adik kandung Eka Sandhy, salah satu yang ditangkap oleh sebuah tim kecil Satuan Narkoba di Polres Ciko, bersama sejumlah remaja warga Jalan Saladara, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Dalam kesaksiannya, Reynaldi ditangkap bareng Saka Tatal di depan SMP Negeri 11 Kota Cirebon di Jalan Saladara.
Saat itu, Reynaldi sedang naik motor bersama Saka Tatal. Keduanya justru datang menghampiri ketika tim dari Satuan Narkoba menangkapi anak-anak remaja yang sedang nongkrong di depan SMP Negeri 11.
“Saya naik motor bareng Saka Tatal. Tujuan kesitu untuk menyerahkan sepeda motor milik kakak saya, Eka Sandhy. Tapi malah ikut ditangkap dandibawa ke polres,” tutur Reynaldi.
Reynaldi mengungkapkan, begitu sampai di halaman Markas Polres Ciko, ia, Saka Tatal, dan remaja lainnya langsung dibentak-bentak dan disuruh jongkok terus berjalan.
“Saya dan lainnya langsung disuruh jongkok dan jalan bebek. Disitu ada banyak anggota polisi. Kami dipukul, ditendang oleh mereka,” tutur Reynaldi.
Reynaldi mengungkapkan bentuk penyiksaan lainnya. Diantaranya matanya diberi balsem, disundut rokok, ditendang, diinjak sampai diancam ditembak.
Pada saat menceritakan itu, Reynaldi tidak kuat menahan kesedian. Ia menangis menumpahkan air mata.
“Saya sampai tidak bisa jalan pak,” tutur Reynaldi.
Reynaldi pada akhirnya memang dilepas oleh polisi. Ia dilepas dan disuruh jalan sendiri pulang ke rumah.
Sebelum disuruh pulang, bahkan sempat diperdengarkan tembakan tiga kali di telinganya.
“Sebelum pulang, sempat polisi menembak di telinga saya,” tutur Reynaldi.
Reynaldi mengungapkan, dia dilepas oleh polisi karena selama pemeriksaan selalu menolak saat dipaksa mengaku.
“Kakak saya (Eka Sandhy) yang bilang ke saya agar jangan pernah mengaku. Saya ikuti pesan kakak saya sampai akhirnya dilepas,” tuturnya.
Reynaldi mengaku jalan dari Polres Ciko ke rumah. Ia mengungkapkan sudah tidak kuat berjalan karena seluruh badan dan kakinya sakit.
“Sampai akhirnya saya berhenti di Masjid At Taqwa. Di masjid saya sempat dikira pembunuh, juga mau dikeroyok oleh orang-orang. Tapi untung ada yang menolong saya,” tutur Reynaldi.
Reynaldi juga sempat mengungkapkan nama-nama oknum anggota Polres Ciko yang melakukan penyiksaan paling bengis. Ia juga mengungkapkan peran Aipda Rudiana dalam penangkapan dan penyiksaan tersebut.
“Ada dua polisi yang kalau menyiksa paling menyakitkan. GG dan AP,” demikian Reynaldi mengungkapkan dua nama anggota polisi yang menyiksanya.
Kesaksian Reynaldi ini menjadi viral. Bahkan kedua nama anggota Polres Ciko, berinisial GG dan AP, menjadi objek komentar miring oleh para netizen.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.