SUARA CIREBON – Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Majalengka masuk kategori rawan kekeringan. Dari 26 kecamatan di wilayah tersebut, 19 di antaranya tergolong rawan kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Majalengka, Rezza Permana mengatakan, dari kajian yang dilakukan sekitar 75 persen wilayah Kabupaten Majalengka rawan kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
“Sekitar 75 persen dari 26 kecamatan rawan kekeringan pada musim kemarau tahun ini,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat, 9 Agustus 2024.
Rezza menjelaskan, data luasan wilayah yang beriko mengalami kekeringan tersebut berdasarkan hasil kajian yang dilaksanakan BPBD Kabupaten Majalengka bersama sejumlah instansi terkait.
Dari kajian yang dilakukan bersama sejumlah pihak itu, didapatkan data jumlah kecamatan yang rawan kekeringan ada 19. Sedangkan untuk desa tercatat ada 96 desa yang tersebar di wilayah 19 kecamatan tersebut.
Sementara itu akibat kemarau, petani di sejumlah wilayah terpaksa menganggur. Mereka tidak melakukan aktivitas pertanian akibat tidak adanya pasokan air untuk pertanian.
“Selama kemarau terpaksa banyak diam di rumah, karena tidak mungkin menggarap lahan sawah karena kekeringan,” ujarnya didi penggarap sawah di Desa Sumber Wetan, Kecamatan Jatitujuh.
Menurut dia, hektaran lahan pertanian di wilayahnya tidak ditanami karena alasan pengairan. Akibat kemarau panjang banyak saluran irigasi kering, sehingga pasokan air ke area persawahan tidak mencukupi.
Senada dikatakan Yadi, petani lainnya. Bapak dua anak ini mengaku sudah menganggur karena tidak ada garapan lahan untuk bercocok tanam padi.
Tak hanya di wilayah Jatitujuh, di sejumlah daerah lainya di kawasan utara Kabupaten Majalengka banyak area sawah yang terpaksa dibiarkan begitu tidak digarap karena tidak tersedianya pengairan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.