SUARA CIREBON – Metode penanaman bawang merah menggunakan biji di lahan seluas 1.000 meter persegi di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon membuahkan hasil yang menggembirakan. Bawang merah terlihat lebih besar dan berwarna merah cerah, sehingga sangat menarik.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, H Wahyu Mijaya, mengumumkan keberhasilan uji coba penanaman bawang merah menggunakan biji, usai melihat langsung di lahan tersebut, Rabu, 2 Oktober 2024.
Penanaman bawang merah hasil kolaborasi Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dengan Prima Agrosid itu terbagi dalam berbagai periode panen, yakni 75 hari, 85 hari, dan 95 hari.
Menurut Wahyu Mijaya, uji coba penanaman dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi penanaman bawang merah dari biji dibandingkan dengan metode tradisional yakni menggunakan umbi.
“Kami akan menghitung selisih biaya produksi antara penanaman dengan biji dan umbi, mana yang lebih murah dan lebih efisien,” ujar Wahyu.
Ia mengatakan, hasil awal menunjukkan biaya produksi bawang merah dari biji lebih rendah dibandingkan menggunakan umbi. Selain itu, metode ini juga lebih efisien dalam hal penanaman dan pemeliharaan.
Jika uji coba ini berhasil, akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat petani untuk memperluas penggunaan metode ini. Salah satu temuan penting dari uji coba ini, menurut Pj Bupati, adalah potensi hasil panen yang jauh lebih besar.
“Jika penanaman bawang merah dengan umbi di satu hektare menghasilkan 10 ton, maka menggunakan biji bisa mencapai 20 ton,” kata Wahyu.
Ia menyampaikan, keberhasilan uji coba ini diharapkan mampu membantu mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Cirebon. Dimana bawang merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi.
“Jika suplai bawang merah stabil, kita bisa menjaga harga di pasar tetap terkendali,” terang Wahyu.
Selain itu, masa simpan bawang merah dengan metode penanaman dari biji juga dapat diperpanjang. Bawang merah yang dipanen dalam 95 hari memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan dengan yang dipanen dalam 75 hari.
Hal ini memungkinkan bawang merah dapat ditahan sementara saat pasokan di pasar melimpah yang sekaligus sebagai salah satu strategi untuk mengendalikan harga.
“Uji coba ini dilakukan di lahan seluas 1.000 meter persegi yang terbagi menjadi tiga bagian untuk setiap masa panen,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan menyampaikan, metode tersebut dapat mengatasi masalah ketersediaan bibit yang selama ini menjadi tantangan utama dalam budidaya bawang merah.
“Saat ini, Kabupaten Cirebon memiliki lahan pertanian bawang merah seluas sekitar 4.000 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan. Terbanyak di wilayah timur,” kata Alex.
Sementara, Direktur PT Agrosid Manunggal Sentosa, Ayub Darmanto mengatakan, tujuan penanaman bawang merah dari biji adalah membantu peningkatan pendapatan para petani di Kabupaten Cirebon.
Selain di Kabupaten Cirebon, penanaman dengan metode tersebut juga sudah dimulai dari Kabupaten Brebes dan Cilacap.
“Kita mulai dari Brebes hasilnya bagus sampai 78 ton. Dan kita perbaiki masa tanamnya. Kita pernah uji coba di Cilacap dan Bumiayu,” ungkapnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.