SUARA CIREBON – Kabupaten Indramayu memanen perdana 1.000 hektare sawah yang menjadi uji coba penggunaan pupuk organik cair.
Program ini merupakan uji coba dari Kementrian Pertanian (Kementan) di atas lahan 1.000 hektare sawah di Indramayu sebagai salah satu sentra pangan nasional.
Kementan menjadi Indramayu sebagai pilot project pengembangan pertanian berbasis pupuk organik cair yang ramah lingkungan.
Sejak akhir September 2024 lalu, hingga pekan pertama Oktober 2024, lahan yang menjadi proyek percontohan pertanian berbasis pupuk organik cair mulai dipanen.
Panen perdana berlangsung serentak pada Rabu 25 September 2024 di lahan sawah di daerah Desa Ujung Pendok, Ujung Jaya dan ujung Aris di Kecamatan Widasari.
Kemudian di Desa Taman Sari, Kecamatan Lelea. Panen perdana itu dihadiri langsung Pjs. Bupati Indramayu, Dedi Taufik Kurohman.
Dedi Taufik menyampaikan apresiasi kepada para petani Indramayu yang berhasil melakukan penanaman padi organik.
“Ini patut diapresiasi. Petani Indramayu berhasil menanam padi dengan penggunaan pupuk organik cair. Hasilnya meningkat signifikan,” tuturnya.
Kolaborasi antara petani, penyuluh pertanian, dan pemerintah sangat penting untuk mencapai produktivitas yang optimal.
“Kita patut bersyukur karena potensi alam yang kita miliki sangat besar. Kolaborasi antara lahan, petani, PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), dan pemerintah harus terus diperkuat. Sinergitas ini menjadi kunci keberhasilan,” tutur Dedi Taufik.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto menyampaikan, panen raya ini bukti nyata keberhasilan program pertanian seluas 1.000 hektare.
Berdasar catatan, produksi gabah hingga 13,7 ton/hektare gabah kering pungut dengan varietas padi Ciherang.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 50 % dari hasil tahun sebelumnya yang hanya 8 sampai 9 ton per hektare.
Program yang menjadi pilot project ini bentuk kerja sama antara Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Pemerintah Kabupaten Indramayu dan formulator yaitu Aminosan Gold Nutrisi (AGN).
Dengan hasil ini, Sugeng mengaku optimis produksi padi sudah akan terus meningkat di Indramayu.
Dari semula 1,1 juta ton, muncul harapan bisa mencapai target 1,6 hingga 1,7 juta ton pada tahun 2024.
Ketua BSIP Jawa Barat, Rustam Massinai menyampaikan, upaya menuju pertanian ramah lingkungan tanpa bahan kimia terus dilakukan.
Saat ini, sudah memperoleh hasil sebesar 6,7 ton dengan campuran kimia, sementara bisa mencapai 9-10 ton menggunakan separuh urea. Ke depannya, pihaknya terus menargetkan 0% penggunaan bahan kimia.
“Kami berharap ke depannya, penggunaan bahan kimia dapat dihilangkan sepenuhnya. Dengan kebersamaan, kita akan terus maju,” tambahnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.