SUARA CIREBON – Tidak ada terobosan kreatif dalam kampanye yang dilakukan para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, dinilai hanya menguntungkan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
Paslon Nomor 4, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, sudah memiliki posisi elektabilitas dan popularitas yang stabil di angka yang jauh melebihi margin demokratik untuk empat paslon dalam pemilihan gubernur atau Pilgub Jabar.
“Saya lihat, tidak ada terobosan kreatif kampanye dari para paslon di Pilgub Jabar. Tentu ini sangat menguntunhkan paslon Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan yang menurut survei suaranya sangat tinggi,” tutur Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjajaran Prof Muradi.
Muradi menilai, memasuki pekan keempat masa kampanye, terlihat belum ada model dan bentuk kampanye kreatif yang dilakukan tiga paslon pesaing Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
“Model, pola dan bentuk kampenye tiga paslon pesaing Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan masih biasa-biasa saja. Konvensional. Ini sih seperti menyediakan karpet merah buat paslon Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan,” tutur Muradi.
Paslon Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan yang didukung koalisi besar partai seperti Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat, seperti hanya menjaga ritme sampai hari H pencoblosan 27 November 2024.
“Jika tidak ada terobosan kreatif, sepanjang tidak ada peristiwa luar biasa atau tsunami politik pada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, kemenangan hanya soal waktu,” tutur Muradi.
Muradi sendiri mengaku menginginkan Pilgub Jabar 2024 ini kompetitif sehingga nuansa demokratiknya terasa kental. Para paslon bersaing ketat berebut suara warga Jabar.
Namun yang terjadi,ternyata berbeda. Paslon Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, terutama pada figur mantan Bupati Purwakarta itu, mengalami keberlimpahan sumber daya politik.
Di sisi lain, tidak pergerakan masif dan terstruktur dari paslon lainnya. Bisa terlihat dari kampanye yang digelar, semua sangat konvensional.
Sementara, Dedi Mulyadi yang memiliki keberlimpahan politik, justru terus melakukan berbagai serangkaian tindakan yang secara politik sangat menguntungkannya.
“Harapannya Pilgub Jabar ramai, ada persaingan ketat dan sehat. Namun tidak seperti harapan. Ahmad Syaikhu yang disebut pesaing Dedi Mulyadi, seperti kehabisan energi, begitu juga paslon lainnya,” tutur Muradi.
Muradi berharap ada kejutan pada momen debat para paslon.Tiga paslon lain, bisa memanfaatkan debat publik untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas sehingga bisa mengejar Dedi Mulyadi.
“Meski pengaruh debat relatif terbatas hanya pada masyarakat yang rasional. Namun bisa diorkestrasi oleh para paslon untuk menaikan tingkat popularitas dan elektabilitas sehingga Pilgub Jabar lebih dinamis,” tutur Muradi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.