SUARA CIREBON – Tak seperti debat publik calon bupati dan wakil bupati lainnya yang berjalan landai, debatpublik untuk pemilihan bupati atau Pilbup Indramayu berjalan sangat dinamis.
Terjadi saling serang dan sindir diantara pasangan calon (paslon). Terutama paslon Nomor 2, Lucky Hakim – Saefudin dan Nomor 3, Nina Agustina – Tobroni.
Lucky Hakim, bahkan langsung ngegas sejak segmen pertama. Ia menyindir Nina Agustina soal bupati bukanlah raja, tetapi pelayan rakyat.
Tak cukup dengan itu, Lucky Hakim juga mengungkapkan soal perlunya pemimpin yang bertutu kata lembut, bersikap ramah dan berkahlak baik.
Lucky Hakim mengaku sudah berkeliling ke 1.700 titik di Indramayu. Ia menyerap aspirasi dan menerima banyak keluhan masyarakat secara langsung.
“Bupati itu bukan raja.Ia pemimpin masyarakat yang harus mendengarkan keluh kesah rakyat. Selalu bersikap tamah, bertutur kata lembut dan berkahlak baik,” tutur Lucky Hakim.
Di segmen pertama, Lucky Hakim bahkan sampai berani menegur Nina Agustina dengan menggunakan logika yang dibalikan.
“Ibu Nina, saya enggan berani menjelekan ibu. Tapi selama turun ke bawah saya mendengarkan langsung keluhan masyarakat,” tutur Lucky Hakim dengan logika yang dibalikan.
Usai meminta maaf dengan menyatakan dirinya tidak berani menjelekan Nina Agustina, Lucky Hakim pun menyodorkan apa yang disebut sebagai keluhan masyarakat.
“Sawah kering.gagal panen, muara dangkal, sulitnya melaut sampai sulitnya perijinan,” tutur Lucky Hakim.
Masih merasa kurang dengan daftar itu, Lucky Hakim menambahkan keluhan masyarakat berupa lambatnya perbaikan jalan dan sampah yang menumpuk sampai banyaknya anak putus sekolah.
“Sampai Indramayu berada di posisi daerah termikisn di Jabar. Semua harus dikerjakan segera,” tutur Lucky Hakim.
Masih juga belum cukup dengan kritikan tajam tadi, Lucky Hakim melanjutkan dengan mengatakan bahwa semua itu tidak bisa diselesaikan dengan solo karir.
“Nggak bisa dnegan solo karir. Sedikit-sedikit main pecat, mutasi sampai ancaman lapor polisi. Juga tidak boleh ada guru digunakan sebagai alat politik,” tutur Lucky Hakim.
Mengakhiri pernyataan dalam segmen pertama, Lucky Hakim menutup dengan menyatakan, semua keluhan masyarakat akan diselesaikan jika dirinya menjadi Bupati Indramayu.
“Kami ingin Indramayu berkambang dan maju. Indramayu aman, nyamanlewat visi Wong Reang,” demikian Lucky Hakim menyebut tagline dari pencalonannya yang menyebut diri sebagai Wong Reang.
Sindiran Lucky Hakim di segmen pertama, kemudian berpengaruh terhadap jalannya debat publik selama dua jam yang diisi saling serang dan sindir, khususnya antara Lucky Hakim dengan Saefudin yang merupakan paslon nomor 2, dan paslon nomor 3, Nina Agustina – Tobroni.
Debat publik berlangsung di Holiday Inn, Pasteur, Kota Bandung, Senin malam, 4 November 2024. KPU hanya mengagendakan debat publik satu kali pada Pilbup Indramayu 2024 ini.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.