SUARA CIREBON – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon menggelar Debat Publik Kedua Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon, Minggu, 10 November 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Aston Cirebon pukul 13.00 hingga 17.00 WIB itu, disiarkan langsung oleh TVRI dan di kanal YouTube KPU Kota Cirebon.
Debat dihadiri seluruh pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon pada Pilkada 2024 yakni paslon nomor urut 1, Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati, paslon nomor urut 2, Eti Herawati-Suhendrik, dan paslon nomor urut 3, Effendi Edo-Siti Farida Rosmawati.
Debat publik kedua ini mengusung tema, “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Inovatif, Unggul, dan Toleran”.
Secara umum, debat publik sesi kedua Pemilihan Wali Kota Cirebon 2024 berlangsung monoton dan hambar. Debat lebih banya berisi para pasangan calon mengumbar janji berdasarkan tema dan sub tema yang ditetapkan oleh KPU setempat.
Paslon nomor urut 1, Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati (Remaja) menyampaikan visinya program Remaja, salah satunya akan mengembalikan Kota Cirebon kepada spirit kewalian, sebuah kota yang agamis.
“Dengan spirit kewalian dan kota yang agamis, Insyaallah, kemajuan warga Kota Cirebon sudah di depan mata. Allah diharapkan menurunkan keberkahan,” tutur Dani Mardani.
Sedangkan paslon nomor urut 2, Eti Herawati-Suhendrik (Beres) memaparkan program Beres seperti sekolah gratis, bea siswa, pembagian bansos, serta memperbanyak festival budaya berbasis kearifan lokal.
“Kami akan memperbesar potensi wisata seperti kampung tematik, pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi wilayah,” tutur Eti Herawati.
Sementara paslon nomor urut 3, Effendi Edo-Siti Farida (Idola) mengungkapkan visi program Setara seperti membangun masyarakat yang partisipatif dan kolaboratif.
“Kami akan mengeluarkan kartu Idola seperti untuk pendidikan dan kesehatan. Siswa akan sekolah tanpa ada pungutan, juga berobat gratis. Kemudian ada insentif untuk guru ngaji, marbot masjid serta rumah ibadah,” tutur Siti Farida, sambil memperlihatkan sebuah kartu di tangannya ke hadapan undangan debat.
Menyaksikan kartu yang diperlihatkan Siti Farida, suasana di arena debat pun memanas. Pendukung paslon nomor urut 1 dan 2 meneriakkan protes sambil beranjak dari tempat dukuk masing-masing.
Mereka memprotes tindakan Siri Farida yang menunjukkan Kartu Idola. Pasalnya, kartu idola masuk dalam ketegori Alat Peraga Kampanye (APK) yang dilarang dibawa dalam debat, sesuai aturan KPU.
“Bagaimana ini, kan aturan KPU jelas melarang membawa alat peraga kampanye. Ini kok malah bawa-bawa kartu segala,” teriak salah satu pendukung paslon.
“Sudah bawa alat peraga, bawa contekan lagi… Huh… memalukan saja,” kata yang lain.
Kordinator Pendukung Paslon 1, Suhendi meminta ada tindakan tegas dari KPU dan Bawaslu terkait salah satu paslon terindikasi membaca contekan.
“Sebab, sudah ada aturan dari KPU dan Bawaslu bahwa setiap Paslon tidak bawa contekan,” katanya.
Menurutnya dalam persoalan ini, KPU yang Sebagai penyelenggara debat jangan tebang pilih.
“Kalau Paslon kami bawa contekan, silakan tindak tegas,” tandasnya
Beruntung, kericuhan tidak meluas karena berhasil diredam oleh petugas yang berjaga di lokasi. Tampak sejumlah komisioner KPU dan Bawaslu turun tangan menangkan pendukung paslon yang terlanjur emosi dan saling adu mulut.
Moderator yang tugas membimbing acara debat pun meminta kepada masing-masing tim paslon untuk tenang. Moderator bahkan mengingatkan tim pendukung untuk tidak membawa alat peraga kampanye (APK) ke dalam arena debat.
“Mohon perhatiannya kepada tim paslon untuk tidak membawa APK ke area debat,”sebut Moderator.
Selain protes pendukung paslon 1 dan 2, selama debat publik berlangsung, nyaris tidak ada saling serang di antara para paslon.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.