SUARA CIREBON – PT Pabrik Gula (PG) Rajawali bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaen Cirebon menyulap PG Sindanglaut, menjadi lokasi kunjungan wisata heritage.
PG Sindanglaut yang merupakan bangunan industri akhir abad 19, ternyata menarik para wisatawan untuk berkunjung.
Para wisatawan terlihat antusias saat memasuki lingkungan PG Sindanglaut, bangunan yang didirikan pada masa kolonial Belanda pada tahun 1989 atau lebih dari 200 tahun lalu.
PG Rajawali dan Pemkab Cirebon sengaja mendesain program Heritage Tourism dengan memanfaatkan banggunan cagar budaya PG Sindanglaut.
PG Sindanglaut, merupakan salah satu pabrik gula tertua di Indonesia yang terletak di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Sejak dibuka sebagai wisata heritage, berbagai rombongan turis domestik telah datang berkunjungh.
Terakhir, kedatangan rombongan wisatawan domestik dari Bagian Wanita dan Usia Indah Gereja Kristus Ketapang, Jakarta Pusat.
Para wisatawan menikmati bagian-bagian dari PG Sindanglaut yang merupakan bukti industrialisasi pertama di Indonesia yang di abad 19 masih bernama Hindia Belanda.
“Kita manfaatkan bangunan kuno PG Sindanglaut yang sudah tidak dugunakan untuk proses produksi gula sebagai pengembangan wisatawan heritage. Ini bagian dari memanfaatkan sisi kreatif dari bangunan-bangunan bernilai sejarah yang khas keberadaannya di Cirebon,” tutur Pj Bupati Cirebon, H Wahyu Mijaya, Senin 18 November 2024.
Pemkab Cirebon selama ini telah melirik sejumlah bangunan pabrik gula milik PG Rajawali II yang disulap menjadi objek heritage.
Selain keberadaan PG yang dibangun di era kolonial Belanda, terdapat komplek perumahan para pejabat PG yang juga memiliki nilai sejarah tinggi.
Selama ini, banyak kompleks perumahan mantan petinggi PG yang terbengkelai. Pemkab Cirebon akan menyulap menjadi semacam vila yang bernuansa khas abads 18 dan 19.
“Konsepnya dikembangkan utuk wisata heritage atau edu heritage. Masyarakat yang ingin menikmati nuansa era abad 18 dan 19 bisa datang berkunjung ke areal PG yang berada di wilayah Cirebon,” tutur Wahyu Mijaya.
Di Kabupaten Cirebon,di bawah PT PG Rajawali II terdapat sejumlah bangunan PG yang tersebar di wilayah timur.
Ada empat PG bersejarah di tersebar seperti di Kecamatan Gempol, Sindanglaut, Babakan Gebang dan Karangsuwung.
Dari kunjungan 46 tamu dari etnis Tionghoa dan komunitas Gereja, mereka mengaku terbawa nuansa abad 18 dan 19 ketika berada di lingkungan PG yang masih terlihat asri dan indah.
Mereka juga melihat bagaimana industri pertama di Indonesia. Melihat cara kerja mesin-mesin produksi gula yang masih menggunakan tenaga uap.
“Bahkan ada yang sampai sekarang masih beroperasi memproduksi gula. Dari mulai menggiling tebu sampai pada produksi dalam bentuk gula pasir,” tutur Winda (58 tahun),salah satu perwakilan dari mereka.
Para turis itu merasakan nuansa yang benar-benar berbeda. Apalagi ketika masuk areal PG yang sebagian besar masih terlihat bekas-bekas bangunan abad 18 dan 19 tersebut.
“Kami seperti masuk ke era abad 18 dan 19. Kita diberi penjelasan mengenai sejarah dan proses produksi gula menggunakan mesin pabrik buatan Belanda ini,” tuturnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.