SUARA CUREBON – Sejumlah persoalan yang dihadapi para petani di Kabupaten Cirebon seperti pupuk subsidi, kekeringan, hingga luasan Lahan Sawah Dilindungi (LSD), masih belum terselesaikan dengan baik.
Para petani berharap kepada para calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) yang berkontestasi dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon 2024 ini agar memberikan perhatian khusus terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi petani jika nanti terpilih.
Sekretaris Majelis Pertimbangan DPC Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Cirebon, Dedi Supriatno, mengatakan, permasalahan yang dihadapi petani Kabupaten Cirebon masih cukup banyak dan belum terselesaikan dengan baik. Di antaranya seperti pupuk subsidi, kekeringan dan luas LSD.
Sejauh ini, ia menilai Pemkab Cirebon masih belum serius dalam melindungi keberadaan lahan produktif atau LSD di Kabupaten Cirebon.
“Terkait persoalan lahan produktif atau LSD Pemkab belum serius dalam mengurusi persoalan Perda RTRW dan Perda lahan abadi,” kata Dedi Supriatno, Sabtu, 16 November 2024.
Menurut Dedi, saat ini lahan produktif di Kabupaten Cirebon mulai terkikis oleh berdirinya bangunan pabrik, perumahan, gedung-gedung, dan lainnya. Lahan produktif di Kabupaten Cirebon dengan mudah dapat beralihfungsi lantaran Dinas Pertanian (Distan) tidak dilibatkan dalam memberikan rekomendasi penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
“Semakin terkikis karena rekomendasi pembuatan IMB di Kabupaten Cirebon, Distan tidak di libatkan kembali untuk mengawasi dan menilai lahan-lahan produktif yang ada agar tidak didirikan bangunan,” kata Dedi.
Sesuai dengan Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kata Dedi, LSD di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Dimana, pada tahun 2021 lalu, jumlah LSD mencapai 52 ribu hektare, namun pada tahun 2024 ini luas LSD hanya 48 ribu hektare saja.
Itu artinya, lanjut dia, ada sekitar 4.000 hektare lahan pertanian yang sudah beralih fungsi menjadi bangunan pabrik, perumahan, dan lainnya.
“Sekitar 4.000 hektare lahan beralih fungsi ke perumahan, pabrik, atau kawasan industri,” paparnya.
Selain itu, pupuk subsidi juga masih menjadi persoalan yang kerap terjadi. Ia mengatakan, Pemkab Cirebon harus mendata kembali petani yang mendapat pupuk subsidi agar benar-benar tepat sasaran.
“Jangan sampai ada petani yang susah tapi tidak mendapatkan pupuk subsidi,” tegasnya.
Sementara terkait kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah, Dedi meminta agar Distan berupaya mengatasinya melalui program bantuan, baik berupa sumur pompa maupun menyiapkan program lainnya.
“Jadi, Distan harus mempersiapkan program bantuan sumur pompa atau menyiapkan kompensasi bagi petani yang gagal panen agar petani tidak dirugikan. Petani harus sejahtera,” tegasnya.
Karena itu, Dedi berharap kepada semua Cabup-Cawabup Cirebon agar lebih serius menangani masalah pertanian yang ada di Kabupaten Cirebon jika kelak terpilih untuk memimpin Kabupaten Cirebon.
“Jadi, kami berharap bupati yang terpilih nanti, ke depan harus benar-benar peduli persoalan pertanian di Kabupaten Cirebon,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.