SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon memperluas layanan penanganan kasus penderita HIV/AIDS melalui sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang dimiliki. Perluas layanan salah satunya melalui akses pemeriksaan dan pengobatan bagi pengidap HIV/AIDS secara gratis.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon dr Neneng Hasanah mengatakan, saat ini terdapat 72 faskes yang siap melayani pemeriksaan HIV/AIDS. Ke-72 faskes tersebut, meliputi 60 puskesmas, 11 rumah sakit dan satu layanan di lembaga pemasyarakatan (LP).
Menurut Neneng Hasanah, layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP) juga tersedia di 11 rumah sakit serta satu layanan di LP dan 13 puskesmas di Kabupaten Cirebon. Kemudian, lima faskes lainnya sudah menyediakan layanan profilaksis pra pajanan (PrEP).
Pihaknya menargetkan, di 2024 ini seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Cirebon mampu memberikan layanan PDP, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses pengobatan HIV/AIDS.
Neneng menjelaskan, layanan kesehatan untuk penanganan HIV/AIDS ini tidak hanya berfokus pada upaya kuratif, namun dilakukan dengan pendekatan preventif.
Menurut Neneng, Dinkes Kabupaten Cirebon juga menggagas pemeriksaan HIV/AIDS bagi pasangan calon pengantin (catin) serta ibu hamil dan pasangannya sebagai bagian dari deteksi dini.
Dengan pendekatan ini, lanjut Neneng, diharapkan kasus HIV/AIDS dapat ditemukan lebih awal untuk mempercepat penanganan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
“Layanan ini tersedia gratis, mulai dari pemeriksaan hingga obat. Semakin cepat terdeteksi, pengobatan akan lebih efektif,” ujar Neneng, Selasa, 3 Desember 2024.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes, menurut Neneng, dari Januari hingga Oktober 2024 terdapat 397 kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon. Jumlah tersebut menambah total kumulatif kasus sejak tahun 2000 menjadi 3.665 kasus, dengan peningkatan rata-rata 151 kasus per tahun.
“Semakin cepat diobati, maka masa hidup penderita HIV/AIDS semakin panjang. Kami tidak hanya fokus di populasi kunci saja, tetapi populasi khusus seperti ibu hamil, dilakukan skrining juga,” paparnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon, Mochamad Syafrudin, menekankan pentingnya pendekatan psikologis untuk mendorong masyarakat yang rentan atau terinfeksi HIV/AIDS agar mau memanfaatkan layanan kesehatan tersebut.
Menurutnya, dengan layanan yang terus ditingkatkan, Pemkab Cirebon optimis upaya pengendalian HIV/AIDS akan berjalan lebih efektif dan inklusif. Semakin banyak kasus yang ditemukan melalui skrining, semakin baik upaya pengendalian yang dapat dilakukan.
“Pemerintah terus berupaya memberikan pengobatan terbaik agar target nol kasus HIV/AIDS pada 2030 dapat tercapai,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.