SUARA CIREBON – Tingkat partisipasinya masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Cirebon hanya 59 persen.
Jika dibandingkan dengan Pilkada 2018 lalu, partisipasi masyarakat tersebut mengalami penurunan sebesar 4 persen.
Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon sudah melakukan berbagai upaya sosialisasi sebelum hari pencoblosan yang dilaksanakan pada 27 November 2024 lalu.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati mengatakan, angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 ini hanya mencapai 59 persen, lebih rendah dibandingkan Pilkada 2018 sebesar 63 persen pada. Sementara target dari KPU untuk Pilkada ini sebesar 70 persen.
“Target awal untuk tingkat partisipasi pada Pilkada ini sebenernya 70 persen, namun kenyataannya tingkat partisipasi di Kabupaten Cirebon hanya 59 persen. Kami sendiri sudah berusaha maksimal untuk melakukan sosialisasi,” ujar Esya saat membuka pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon di Ballroom UMC, Rabu, 4 Desember 2024.Â
Menurut Esya, pihaknya sudah melakukan upaya maksimal untuk meningkatkan partisipasi pemilih, mulai dari pendidikan politik, sosialisasi secara masif, hingga pelibatan seluruh elemen masyarakat.
Bahkan, pihaknya juga sudah membuat program-program partisipasi masyarakat dan merangkul semua kelompok, termasuk komunitas lokal.
“Kesadaran politik masyarakat dinilai masih belum optimal, terutama di kalangan pemilih muda dan warga urban. Selain itu, tingginya mobilitas penduduk menjadi tantangan tersendiri, di mana banyak warga Kabupaten Cirebon yang bekerja di kota-kota besar sehingga sulit dijangkau saat pemilihan,” katanya.
Senurut Esya, faktor lain yang memengaruhi penurunan partisipasi adalah regrouping tempat pemungutan suara (TPS), di mana jumlah pemilih per TPS meningkat dari rata-rata 300 menjadi 600 orang. Hal ini berpengaruh pada aksesibilitas dan kenyamanan pemilih.
“Penurunan partisipasi ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi bersama oleh semua pihak. Ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya KPU,” katanya.
Esya berharap, seluruh elemen masyarakat berkolaborasi untuk meningkatkan partisipasi pada pemilu mendatang. Meski demikian, ia mengapresiasi kemajuan dalam penerapan teknologi pemilu melalui Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap).
“Sistem ini mempermudah masyarakat dalam mengakses hasil rekapitulasi suara secara digital melalui unggahan formulir C1 Plano. Namun, kami mengakui masih ada kendala teknis, seperti kualitas foto yang kurang baik, yang memengaruhi penyampaian informasi,” jelasnya.
Penurunan partisipasi sebesar 4 persen, kata Esya, ini memang tidak signifikan jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 77,5 persen pada pilkada serentak 2024. Namun, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan agar hasil ke depan lebih baik.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.