SUARA CIREBON – Tak hanya di wilayah udara Jawa Barat, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) makin di perluas.
BNPB memperluas cakupan OMC hingga ke langit wilayah udara Jawa Tengah. Ratusan to garam bakal ditebarkan di wilayah udara kedua provinsi di Pulau Jawa tersebut.
Melalui OMC yang diperluas, BNPB berupaya mengurangi potensi bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lain dua wilayah tersebut.
Memanfaatkan teknologi OMC, tim BNPB yang berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BMKG dan TNI AU, akan menyemai ratusan ton garam di titik adanya awan comulonimbus agar tersebar dan curah hujan relatif terkendali.
Operasi Modifikasi Cuaca merupakan upaya mitigasi yang dilakukan BNPB menekan potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Dengan menyemai ratusan ton garam di langit, diharapkan intensitas hujan dapat dikendalikan sehingga banjir serta tanah longsor bisa dicegah.
Sejauh ini, indikator keberhasilan OMC bisa dilihat dari adanya pengurangan curah hujan yang signifikan di wilayah target pada 11 Desember hingga 14 Desember 2024.
Sebelum pelaksanaan, tim BNPB bersama BMKG dan BPBD mengadakan briefing memastikan langkah-langkah agar tepat sasaran.
Berdasar prediksi Global Forecast System (GFS), wilayah Jawa Tengah, khususnya Demak, Blora, Salatiga dan Banjarnegara, diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas 14-32 mm per hari.
“OMC menjadi strategi mitigasi yang diperlukan untuk mencegah dampak bencana yang lebih besar,” tutur Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB.
BMKG mengidentifikasi potensi curah hujan tinggi di wilayah Jawa Tengah, dengan intensitas bisa mencapai 50-120 mm per hari.
Untuk menanggulangi hal ini, OMC difokuskan di wilayah laut utara Jawa Tengah. Harapannya mempengaruhi awan yang bergerak ke arah daratan, menghindari hujan lebat yang bisa meningkatkan risiko bencana banjir dan longsor.
Pada Sabtu, 14 Desember 2024, tim OMC melakukan lima sorti penerbangan dengan pesawat Cessna Caravan 208B dari Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang (Posko OMC di Jawa Tengah).
Setiap penerbangan menyemai 1.000 kg NaCl powder pada ketinggian 10.000 hingga 12.000 kaki di atas permukaan laut.
Garam yang disemai bisa mencegah awan hujan yang diperkirakan mengarah ke wilayah daratan. Total waktu yang digunakan dalam lima sorti penerbangan tersebut adalah 10 jam 39 menit.
Penyemaian awan ini mengurangi risiko hujan intens di daerah-daerah seperti Jepara, Pati, Kudus, Demak, dan Semarang.
Semula daerah-daerah tadi diprediksi akan mengalami curah hujan hingga 50-120 mm/hari. Setelah intervensi OMC, curah hujan turun hanya 5-20 mm/hari.
“Ada pengurangan curah hujan sekitar 70 persen. Signifikan. Dampak positif ini dapat menurunkan potensi bencana banjir dan longsor di wilayah tersebut,” tutur Abdul Muhari.
Di wilayah Jawa Barat pada Sabtu (14 Desember 2024) tim OMC mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan bencana seperti Sukabumi dan Cianjur.
Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan diprediksi di wilayah tersebut awalnya 70 hingga 150 mm/hari, namun setelah dilakukan penyemaian awan, intensitas hujan berkurang menjadi 5 hingga 30 mm/hari, dengan pengurangan curah hujan hingga 60 %.
Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat ini difokuskan di wilayah selatan Sukabumi dan daerah rawan bencana lainnya, dengan tujuan mengurangi intensitas curah hujan yang dapat memicu bencana.
Hasilnya, setelah dilakukan modifikasi cuaca, curah hujan di wilayah tersebut berhasil diturunkan dan terfokus di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat, mengurangi risiko bencana di daratan.
Untuk pelaksanaan OMC di Jawa Barat, pesawat Cessna Caravan 208B yang digunakan untuk penyemaian awan berangkat dari Posko OMC di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
“Sejauh ini OMC terbukti efektif mengurangi curah hujan yang berisiko menyebabkan bencana banjir dan longsor,” tuturnya.
OMC bakal terus berlanjut sebagai upaya mitigasi mengurangi potensi risiko bencana hingga periode Natal dan tahun baru.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.