Toyota Motor Corporation kembali mengambil langkah strategis dengan rencana investasi senilai 55 miliar baht, setara Rp26 triliun, di Thailand. Langkah ini menandai komitmen pabrikan otomotif Jepang tersebut untuk memperkuat produksi kendaraan hybrid sekaligus mendukung transformasi menuju teknologi rendah emisi di Asia Tenggara.
Pengembangan Produksi Kendaraan Hybrid
Menteri Industri Thailand, Akanat Promphan, mengungkapkan bahwa investasi Toyota akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan fokus pada mesin pembakaran internal (ICE) yang lebih efisien dan motor listrik berbasis baterai. Modernisasi ini dirancang untuk mendukung permintaan global akan kendaraan hybrid.
Selain itu, investasi ini diproyeksikan menciptakan lapangan kerja baru, mempercepat alih teknologi, dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal. Keseriusan Toyota ini disampaikan langsung oleh Ketua Akio Toyoda saat bertemu dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra. Pemerintah Thailand pun berjanji mendukung langkah ini melalui kebijakan yang sinergis dengan kebutuhan industri otomotif.
Thailand, Pusat Produksi Hybrid di Asia Tenggara
Dengan adanya investasi baru ini, Thailand semakin memperkuat posisinya sebagai pusat produksi kendaraan hybrid dan listrik di kawasan Asia Tenggara. Negara ini telah lama menjadi pilihan utama bagi pabrikan global, berkat dukungan infrastruktur yang memadai dan regulasi pemerintah yang proaktif dalam mendorong teknologi hijau.
Toyota dan Strategi Multi-Jalur Menuju Netralitas Karbon
Meskipun sering dianggap lambat dibandingkan dengan pesaing dari China dalam pengembangan kendaraan listrik murni (EV), Toyota tetap fokus pada strategi multi-jalur. Strategi ini mencakup pengembangan hybrid, plug-in hybrid, hingga teknologi hidrogen untuk mencapai target netralitas karbon.
Data terbaru menunjukkan bahwa dari 10,3 juta unit kendaraan yang terjual secara global pada 2022, sebanyak 3,5 juta adalah kendaraan hybrid. Angka ini mencatat peningkatan sebesar 31% dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan minat pasar yang terus tumbuh terhadap kendaraan hemat energi.
Harga Hybrid di Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Thailand
Di Indonesia, harga kendaraan hybrid masih menjadi tantangan utama, terutama jika dibandingkan dengan Thailand. Sebagai contoh, Toyota Yaris Cross Hybrid di Thailand dijual mulai dari 789 ribu baht (sekitar Rp352 juta), sedangkan di Indonesia harganya mencapai Rp440 juta. Perbedaan ini disebabkan oleh pajak yang lebih tinggi, termasuk PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah).
Namun, pemerintah Indonesia akan memberikan insentif berupa PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 3% mulai tahun depan. Kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan harga mobil hybrid dan memperluas adopsi kendaraan ramah lingkungan di pasar domestik.
Produksi Hybrid Lokal di Indonesia
Toyota Indonesia terus berupaya memperkuat produksi lokal untuk kendaraan hybrid. Saat ini, dua model hybrid, yakni Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid, telah dirakit secara lokal di pabrik Toyota di Karawang dan Sunter.
Produksi lokal ini tidak hanya mendukung peningkatan daya saing industri otomotif Indonesia, tetapi juga membuka peluang bagi konsumen untuk mengakses kendaraan hybrid dengan harga yang lebih kompetitif.
Kesimpulan
Rencana investasi Toyota di Thailand menunjukkan strategi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat produksi kendaraan ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara. Dukungan pemerintah Thailand yang proaktif menjadi faktor kunci dalam menarik investasi besar ini.
Sementara itu, Indonesia menghadapi tantangan harga yang lebih tinggi untuk kendaraan hybrid, tetapi kebijakan insentif yang akan diberlakukan diharapkan dapat mendorong penetrasi pasar. Toyota terus memainkan peran penting dalam mengembangkan ekosistem kendaraan hijau, baik di Thailand maupun Indonesia, untuk menciptakan masa depan otomotif yang lebih berkelanjutan.
Sumber dari : https://jagapost.co.id/