SUARA CIREBON – Mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak untuk menolak pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN 12 persen.
Tak tercekuali mahasiswa dari Jawa Timur. Melalui BEM SI dan BEM Nusantara, mahasiswa bertekad akan melakukan demo besar-besaran sampai PPN 12 persen batal diberlakukan.
“Kami akan unjuk rasa lebih besar jika Presiden Prabowo tetap memberlakukan PPN 12 persen,” tutur Aulia Thaariq Akbar, Korwil BEM SI Jatim.
Mahasiswa dari BEM SI dan BEM Nusantara, sepakat beraliansi membentuk Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, untuk menyuarakan tuntutan Presiden Prabowo membatalkan PPN 12 persen.
“Kita juga berkoordinasi dengan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk sama-sama bergerak menyuarakan penolakan PPN 12 persen. Apapun alasan pemerintah, begitu PPN 12 persen diberlakukan, rakyat akan langsung makin sengsara,” tuturnya.
Sebelumnya, gabungan BEM SI dan BEM Nusantara Jatim ini sudah menggelar aksi simpatik dengan memanfaatkan Car Free Day di Taman Bungkul Kota Surabaya.
Mereka berbaur dengan masyarakat untuk mengajak menolak PPN 12 persen. Aksi pada Minggu, 29 Desember 2024 pagi itu untuk meminta partisipasi masyarakat agar ikut menolak PPN 12 persen.
“Kami berkampanye ke masyarakat untuk menolak PPN 12 persen. Sebab jika ini diberlakukan, mereka akan terkena imbasnya,” tutur Aulia.
Di luar dugaan, respon masyarakat ternyata sangat antusias. Ajakan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Jatim ini memperoleh ambutan positif.
“Ternyata masyarakat juga sama-sama menyatakan penolakan,” tuturnya.
Aulia meminta Presiden Prabowo konsisten antara mulut dengan perbuatan. Jika di dalam pidato selalu bicara membela rakyat, tuntutan mahasiswa ialah harus tercermin dalam kebijakannya.
“Jika kalimat selalu membela rakyat hanya cukup disampaikan lewat pidato, tapi kebijakannya malah sebaliknya, berarti benar, selama ini hanya omon-omon,” tutur Aulia.
Mahasiswa Jatim juga berusaha menyadarkan Prabowo kalua masa kampanye telah lewat. Pidato yang selalu mengutip kata rakyat sudah tidak diperlukan lagi karena sekarang sudah masuk tahap pembuktian.
“Ini kampanye sudah lewat. Jangan kampanye terus tapi kebijakannya berbeda. Alih-alih membela rakyat, tiba-tiba PPN 12 persen diberlakukan. Belum lagiu berbagai pungutan pajak lainnya,” tutur mahasiswa.
Mahasiswa Jatim meminta Prabowo konsisten antara ucapan dan perbuatan. Ketimbang membebani rakyat dengan berbagai pungutan pajak, lebih baik mencari sumber-sumber pendapatan secara kreatif untuk membiayai program-programnnya.
“Maksimalkan pemberantasan dan pencegahan korupsi. Buru dan rampas harta koruptor yang sudah terbukti bersalah. Manfaatkan hasil ekslorasi sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat lewat kebijakan pro rakyat,” tutur mereka.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.