SUARA CIREBON – Kebun anggur di Indramayu ini berlokasi di tengah hamparan sawah, tepatnya di Desa Segeran Lor, Blok Klampok Siwatu, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Winanto, seorang pria berusia 55 tahun, telah berhasil mengubah lahan di desanya menjadi kebun anggur yang produktif serta menghadirkan sesuatu yang unik dan menginspirasi.
Kebun ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan tambahan, tetapi juga daya tarik baru di wilayah tersebut.
Winanto memulai perjalanan ini beberapa tahun lalu dengan semangat besar untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Dengan kondisi tanah yang dianggap kurang ideal untuk anggur, ia tak gentar dan terus belajar.
Berbekal pelatihan dari komunitas petani dan sumber daya internet, Winanto mulai menanam bibit anggur dengan teknik yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat.
“Saya ingin menunjukkan bahwa tanaman anggur tidak hanya bisa tumbuh di daerah tertentu saja. Dengan perawatan dan ketekunan, tanaman ini bisa hidup di mana saja, termasuk di Indramayu,” ujar Winanto.
Kunci keberhasilan Winanto terletak pada pemilihan varietas anggur yang tepat dan teknik budidaya modern.
Ia memilih varietas anggur impor seperti Ninel dan Transfiguration yang dikenal tahan terhadap cuaca panas.
Selain itu, ia menggunakan teknik pemangkasan dan irigasi tetes untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi dan air yang cukup.
Tanaman anggur di kebunnya dirawat dengan cermat. Setiap pohon diberikan penopang agar pertumbuhannya optimal.
Winanto juga menggunakan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak lingkungan.
Winanto, bersama istrinya Duniyah, dengan bangga memperkenalkan kebun anggur yang telah mereka rintis selama delapan bulan terakhir.
“Belum semua tanaman anggur siap panen, tetapi ini sudah cukup untuk dinikmati oleh masyarakat,” ungkap Winanto, Jumat, 3 Januari 2025.
Pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati pemandangan kebun anggur, tetapi juga diberi kesempatan untuk memetik buah langsung dari pohonnya.
Munadi (28), putra Winanto, menjelaskan bahwa harga anggur yang dipetik sendiri adalah Rp100.000 per kilogram.
Sebagai bentuk apresiasi, setiap pembeli juga akan mendapatkan bonus berupa satu cup Pop Mie. Selain itu, pengunjung yang ingin berfoto di dalam kebun dikenakan tiket masuk Rp10.000, yang juga termasuk gratis satu cup Pop Mie.
“Kami ingin pengunjung merasa senang dan mendapatkan pengalaman unik saat berada di kebun ini,” kata Munadi.
Kini, kebun anggur Winanto tidak hanya menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarganya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Kebun ini menarik perhatian wisatawan lokal yang ingin melihat langsung tanaman anggur dan belajar tentang budidaya anggur.
Kisah Winanto adalah pengingat bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mencapai sesuatu yang besar.
Dengan semangat, ketekunan, dan inovasi, sebuah desa kecil seperti Segeran Lor pun dapat menjadi pusat perhatian dan inspirasi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.