SUARA CIREBON – Para camat di Kabupaten Cirebon diminta menginventarisir lahan tidur di desa-desa yang ada di wilayah kecamatan masing-masing. Lahan-lahan tidur tersebut, akan dimanfaatkan untuk ditanami jagung, sayuran atau budidaya ikan dan lainnya yang bisa mendukung program ketahanan pangan nasional.
Hal itu dikemukakan Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, usai menggelar rapat pimpinan (rapim) membahas isu strategis, Senin, 20 Januari 2025.
“Kami mendorong para camat agar menginventarisir lahan tidur di desa-desa yang paling memungkinkan lokasinya untuk bisa ditanami jagung,” ujar Wahyu Mijaya.
Pihaknya menargetkan sebanyak 150 hektare lahan tidur untuk ditanami jagung maupun sayuran pada tahun ini.
“Kalau target, kita sudah bicara dengan Ibu Kapolresta Cirebon, itu 150 hektare,” jelas Wahyu.
Selain jagung, lahan tidur juga bisa dimanfaatkan untuk lahan peternakan, budidaya ikan dan lainnya. Ia memastikan, Pemkab Cirebon bakal mendukung berbagai upaya terkait program ketahanan pangan tersebut.
“Ketahanan pangan tidak hanya jagung, ada peternakan, budidaya ikan dan lainnya. Jadi dari berbagai hal itu memang harus kita support, tidak hanya dari satu sisi saja,” paparnya.
Untuk pengelolaan, imbuh Wahjyu, bisa dilakukan kerja sama dengan masyarakat petani yang ada desa masing-masing. Wahyu menyebut, pemerintah desa (pemdes) juga dapat menggunakan dana desa untuk pelaksanaan program tersebut.
“Untuk benih jagung, kita sudah komunikasi dengan Kementerian Pertanian,” kata Wahyu.
Ia mengimbau masyarakat agar lahan yang tidak digunakan bisa ditanami jagung, sayuran, dan lainnya disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.
Di kesempatan yang asma, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni menyampaikan, rapim tersebut membahas rencana penyediaan satu hektare lahan setiap desa untuk mendukung program ketahanan pangan.
“Lahan yang dimaksud adalah lahan tidur, bisa lahan bengkok atau lahan yang ada di wilayah desa tersebut untuk ditanami jagung. Tadi, Pak PJ Bupati sudah meminta kepada para camat untuk melakukan inventarisasi,” ujar Sumarni.
Pihaknya mendorong para kuwu agar menggunakan dana desa (DD) dalam program tersebut, hingga batas maksimal 20 persen. Ia berharap agar para kuwu serius dalam melaksanakan kegiatan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan tidur untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kami tadi memberikan penekanan, jangan sampai lahan-lahan yang ada di wilayah desa-desa itu malah dimanfaatkan oleh cukong dari luar,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.