SUARA CIREBON – Program Keluarga Berencana (KB) bukan hanya tanggung jawab kaum perempuan semata, melainkan tanggung jawab kaum pria juga.
Hal itu dikemukakan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni melalui Kepala Bidang Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (KBK3), Yati Fironike, terkait berbagi peran dalam program KB.
Menurut Yati Fironike, tidak semua perempuan bisa memakai alat atau obat kontrasepsi saat memutuskan ber-KB. Hal itu, karena ada sebagian perempuan yang mengalami kontraindikasi karena memiliki penyakit seperti jantung, hipertensi, dan lainnya. Kondisi ini menjadi penyebab sebagian perempuan menghindari pemakaian alat kontrasepsi seperti IUD atau pil KB.
Karena itu, dalam posisi ini seharusnya kaum pria mengambil bagian dari tanggung jawab untuk ber-KB. Salah satunya melalui KB vasektomi.
“Inilah salah satu cara membangun komitmen pasangan suami-istri dalam mempersiapkan keluarga yang berorientasi masa depan,” kata Yati, Jumat, 25 April 2025.
Menurut Yati, manakala keluarga mempunyai perencanaan dan kesadaran yang baik dalam membangun dan menata kelola masa depan keluarganya dengan baik, keluarga ini bisa disebut berorientasi masa depan.
Ia mengatakan, aspek-aspek yang harus dipahami dalam program KB antara lain perencanaan untuk memiliki anak, mengatur jarak kelahiran, dan memprogram untuk berhenti melahirkan.
“Masyarakat seharusnya menyadari aspek kesehatan terkait perencanaan berkeluarga. Satu di antaranya adalah kelahiran yang aman bagi kaum perempuan. Kelahiran yang aman itu berada di rentang usia 20 hingga 35 tahun,” kata Yati.
Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan dengan memotong atau menyumbat saluran sperma (vas deferens). Sehingga sperma tidak bisa mencapai air mani saat ejakulasi. Prosedur ini efektif mencegah kehamilan karena sperma tidak dapat membuahi sel telur.
“Keuntungannya adalah efektivitas tinggi, keberhasilan lebih dari 99 persen, tidak mengganggu gairah seksual dan kemampuan ereksi, bersifat permanen dan sederhana,” ucapnya.
Setiap tahunnya, DPPKBP3A menargetkan sebanyak dua kaum pria di Kabupaten Cirebon untuk ber-KB vasektomi. Di awal tahun ini, sudah 8 kaum pria yang ber-KB vasektomi.
Selama ia menjabat Kabid KBK3, kaum pria di Kabupaten Cirebon yang telah ber-KB vasektomi sudah ada sebanyak 18 orang. Pada tahun 2022, jumlah kaum pria ber-KB vasektomi ada 2 orang, kemudian tahun 2023 hingga 2024 jumlahnya sama, yakni 2 orang.
“Namun di awal tahun 2025 ini sudah 8 orang. Mudah-mudahan tahun ini bisa nambah lagi,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.