SUARA CIREBON – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut, kritikan yang disampaikan masyarakat wilayah timur Kabupaten Cirebon terkait jalan rusak yang dialamatkan kepada dirinya, tidak tepat.
Hal itu disampaikan Gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi alias KDM itu, saat memberikan sambutan di Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Dalam Rangka Penyusunan RPJMD Tahun 2025-2029 dan RKPD Tahun 2026, di Kantor Gubernur Bale Jawa Dewata, Kota Cirebon, Rabu, 7 Mei 2025.
Dengan nada tinggi menggunakan logat bahasa sunda, Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan “Ngambek ke aing ai sia (marah ke saya kamu),” kata KDM.
“Jalan di Cirebon goreng (jelek) Gubernur na lain bapa aing (bapak saya) tapi bapa tere (bapak tiri),” lanjutnya.
Namun, setelah dicek, lanjut KDM, ternyata jalan yang jelek (rusak) itu bukan jalan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tetapi kewenangan Pemerintah Kabupaten Cirebon.
“Setelah dicek, jalan yang rusak itu jalan Kabupaten Cirebon, naha nyewotna jadi ka aing, lain ka Bupati, (kenapa marahnya ke saya bukan ke Bupati)? Kan jadi aneh,” katanya.
Menurutnya, kritik terhadapnya sebagai Gubernur Jawa Barat boleh-boleh saja. Akan tetapi, harus objektif dan jelas apa yang menjadi bahan kritikan.
“Otokritik boleh tapi harus logis,” katanya.
Ia bahkan berseloroh, perbanyak lah kritik kepadanya, jika dirinya selaku Gubernur Jawa Barat menghambur-hamburkan anggaran, banyak jalan-jalan ke luar negeri, lebih banyak menghabiskan kegiatan dan Gubernur yang tidak mengurus warganya.
“Kalau saya seperti itu mangga dikritik saya, bukannya Gubernur yang jalan-jalan ke luar negeri tidak pernah dikritik, ieu saya nu katingal gawe (saya yang kelihatan kerja) dikritik,” tandasnya.
Seperti diketahui, saat menggelar unjuk rasa memprotes jalan rusak, aktivis masyarakat Cirebon Timur membentangkan sejumlah spanduk dan poster bernada satir. Dalam beberapa poster dan spanduk, sejumlah satir ditujukan kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi yang saat kampanye Pemilihan Gubernur Jabar tahun 2024 lalu mengusung jargon “Bapak Aing”, diplesetkan dalam satir itu sebagai Bapa Tere. Seperti salah satu spanduk yang bertuliskan, “Lain Bapak Aing, Tapi Bapak Tiri. Jalan Cirebon Timur Rusak Parah Pak..!!”.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.