SUARA CIREBON – Derita warga Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, kian terasa sejak tanggul anak Sungai Cisanggarung jebol beberapa hari lalu.
Jebolnya tanggul sungai tak hanya membawa air ke permukiman, tetapi juga melumpuhkan roda perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidup dari pertanian dan tambak.
Tampak wajah-wajah cemas warga di desa itu. Bagi mereka tanah bukan sekadar aset, tetapi juga napas kehidupan. Saat banjir menggenangi lahan, berarti dapur mereka ikut terendam.
Meski begitu, secercah harapan muncul ketika Tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung (Cimancis) turun langsung meninjau lokasi tanggul yang jebol.
Kuwu Tawangsari Rojiki, menyampaikan, air sungai yang meluap akibat jebolnya tanggul merendam sedikitnya 250 hektare lahan empang dan 30 hektare sawah milik warga. Sebagian besar hasil panen terancam gagal, ikan-ikan di empang pun banyak yang hanyut terbawa arus.
“Kerugian yang dialami pemilik lahan belum bisa dihitung berapa jumlahnya. Tapi jelas ini berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi warga kami,” ungkap Rojik, Senin, 19 Mei 2025.
Menurut Rojiki, tim BBWS berkomitmen melakukan perbaikan dalam waktu dekat, meski untuk sementara.
“Tadi siang (kemarin, red) tim BBWS sudah ke lokasi. Karena akses menuju lokasi sempit dan alat berat tidak bisa masuk, maka sementara akan diperbaiki pakai geobag dan crucuk bambu,” jelasnya.
Menurutnya, geobag dan crucuk bambu adalah solusi darurat untuk menahan aliran air agar tak semakin memperparah kerusakan lahan. Upaya ini dilakukan agar sisa lahan pertanian dan tambak tidak ikut tenggelam.
Namun, Rojiki menegaskan, solusi permanen tetap sangat dibutuhkan. Ia berharap BBWS dapat segera membangun akses agar alat berat bisa masuk dan perbaikan tanggul secara permanen bisa dilakukan.
“Kami harap BBWS bisa segera memperbaiki tanggul secara permanen, agar tidak terulang lagi. Ini menyangkut penghidupan banyak orang,” ujarnya.
Terpisah kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, menyatakan bahwa perbaikan tanggul akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Rencana perbaikan akan dimulai minggu depan,” ungkap Agus.
Agus mengatakan, dari hasil survei di lapangan, akses alat berat memang belum tersedia. Karena itu, untuk sementara perbaikan dilakukan secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia.
“Perbaikan akan dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia hingga akses alat berat memungkinkan (masuk ke lokasi, red),” pungkas Agus.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















