SUARA CIREBON – Tebing Sungai Cimanis (Sungai Bangkaderas) di Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, kembali longsor, pada Minggu, 25 Mei 2025.
Sekretaris Desa (Sekdes) Beringin, Supriyadi mengatakan, panjang longsoran tebing Sungai Cimanis sekitar 5 meter. Yang membuat pihaknya khawatir, lanjut Supriyadi, titik tebing sungai yang longsor hanya berjarak sekitar 7 meter dari saluran sekunder irigasi pertanian.
“Lokasi tebing sungai yang tergerus berjarak beberapa meter dari lokasi longsoran awal yang sempat memutuskan saluran sekunder dan jalan usaha tani. Kalau tidak ada penanganan serius dari pihak berwenang, kami khawatir longsor akan semakin meluas,” kata Supriyadi, Senin, 26 Mei 2025.
Terlebih, titik lokasi longsor sebelumnya kondisinya semakin menghawatirkan, mengingat hanya dilakukan penanganan darurat oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung dengan sistem terasering menggunakan kayu dolken.
“Longsor yang sebelumnya itu belum tuntas penanganannya karena cuma penanganan darurat menggunakan kayu dolken. Saat ini, kondisinya sudah mengalami abrasi dan terdapat pergeseran struktur tanah,” katanya.
Selain itu, imbuh dia, saluran sekunder hingga saat ini belum berfungsi dan masih terputus akibat longsoran tebing sungai sekitar dua tahun lalu.
Supriyadi menyebut, kondisi tersebut membuat warga semakin dihantui rasa takut. Warga khawatir tergerusnya tebing Sungai Cimanis akan semakin meluas hingga ke kawasan permukiman. Meskipun diakuinya, jarak tebing yang longsor dengan permukiman masih cukup jauh, namun jika tidak ada penanganan yang optimal tidak menutup kemungkinan dampaknya akan menimpa warga setempat.
“Jadi kami berharap ada penanganan yang konkret dari pemerintah khususnya instasi terkait, dalam penanganan tebing Sungai Cimanis ini,” tandasnya.
Sementara terpisah, Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan penangan secara permanen di titik longsor lama, yang meski telah ditangani menggunakan terasering kayu dolken, namun saat ini kondisinya mengalami pergeseran.
“Untuk penanganan permanen sudah diusulkan (satu paket, red) dengan kegiatan sungai. Dan sekarang ini sudah mulai dibahas,” kata Dwi Agus Kuncoro.
Sementara untuk saluran sekunder yang masih belum berfungsi, BBWS berencana akan membangun saluran menggunakan pipa HDPE.
“Pipa ini sangat lentur. Untuk lokasinya, saluran akan dibuat menjauh dari lokasi tebing sehingga ketika ada abrasi saluran tersebut akan tetap berfungsi untuk mengalirkan air,” ujarnya.
Dwi Agus menjelaskan, rencananya pembuatan saluran dilaksanakan pada bulan Juni mendatang.
“Sejalan dengan kesiapan BBWS menjelang musim tanam kedua, dengan mengoptimalkan saluran penunjang sektor pertanian,” ungkapnya.
Agus menyebutkan, intinya BBWS Cimancis dengan armada dan operator yang ada, akan tetap memaksimalkan kerja untuk melayani masyarakat sesuai skala prioritas, mengingat wilayah kerja BBWS yang sangat luas.
“Kalau untuk penanganan irigasi khususnya yang menjadi kewenangan pusat akan kami prioritas untuk normalisasi, hal ini dalam upaya mendukung program swasembada pangan nasional,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















