SUARA CIREBON – Sejumlah sekolah negeri di Kabupaten Cirebon kekurangan ruang kelas. Kondisi itu menyebabkan sejumlah siswa terpaksa belajar di musala dengan kondisi seadanya tanpa kursi dan meja alias lesehan, salah satunya murid-murid SDN 1 Cirebon Girang, Kecamatan Talun.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto, menjelaskan, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam pemenuhan kebutuhan ruang kelas baru (RKB).
Menurut Ronianto permasalahan kekurangan ruang kelas tidak hanya terjadi di satu titik (desa/kecamatan) saja, tetapi hampir di seluruh kabupaten.
“Kebutuhan ruang kelas itu banyak, bukan hanya di SDN 1 Cirebon Girang saja. Banyak sekolah yang menggunakan perpustakaan atau musala untuk proses belajar. Itu terjadi di berbagai tempat,” ujar Roni –sapaan akrab Ronianto, Rabu, 17 September 2025.
Terkait sistem pembelajaran bergilir, di mana kelas 1 belajar pagi dan kelas 2 siang, menurutnya, hal tersebut merupakan hal lumrah, mengingat keterbatasan ruang yang ada.
“Kelas 1 itu kan selesai jam 10, jam 10 sampai jam 1 nya digunakan untuk kelas 2 itu biasa di sekolah dasar,” katanya.
Roni mengaku akan melakukan pengecekan guna menerapkan skala prioritas dalam pengalokasian pembangunan RKB
“Kita kan baru menerima informasi dari media, karena itu akan segera melakukan pengecekan ke lapangan, coba nanti kita lihat dulu kasusnya seperti apa,” ucapnya.
Menurut Roni, ada beberapa indikator yang menjadi pertimbangan dalam menentukan skala prioritas sekolah yang mendapat alokasi anggaran untuk RKB, seperti jumlah siswa, tingkat kekurangan ruang kelas, ketersediaan lahan serta kelayakan bangunan yang akan dikembangkan.
“Yang besar kekurangannya jumlah muridnya banyak, dan lahannya tersedia itu bisa kita prioritaskan. Banyak sekolah yang lahannya tidak ada. Kalau seperti itu harus membangun ke atas (dua lantai) dan itu ada hitungan-hitungannya,” ungkapnya.
Roni kembali menegaskan, keterbatasan anggaran menjadi faktor penghambat pembangunan RKB sekolah-sekolah di bawah naungan Disdik Kabupaten Cirebon yang jumlahnya mencapai ratusan.
“Anggaran kita kan terbatas, sehingga tidak bisa memenuhi semua permintaan sekolah. Harus ada penyesuaian dengan kemampuan anggaran yang tersedia,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















