SUARA CIREBON – Polresta Cirebon menurunkan Unit Inafis Satreskrim untuk menelusuri pencemaran udara yakni bau busuk yang dikeluhkan warga Desa Setu Kulon dan Desa Weru Lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, dalam beberapa hari terakhir.
Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol I Putu Ika Prabawa, menjelaskan, langkah kepolisian tersebut, berawal dari laporan masyarakat yang resah dengan bau tak sedap yang tercium hingga radius beberapa kilometer.
Dari hasil penelusuran, bau busuk itu bersumber dari tumpukan kentang busuk bahan baku pakan ternak yang diduga berasal dari Desa Setu Kulon.
Aroma tak sedap kentang busuk juga dirasakan pegawai dan pengunjung Ramayana Cirebon Square Plered. Pasalnya, karena limbah pengolahan pakan ternak berupa kentang busuk dibuang di lahan kosong Desa Weru Lor, Kecamatan Weru yang berada persis di samping Ramayana Cirebon Square.
Menyikapi hal itu, pihaknya menerjunkan Unit Inafis untuk mengambil sampel kentang busuk yang dibuang sang pemilik di lokasi tersebut.
“Kami menemukan adanya bahan makanan yang sudah membusuk diduga kentang, yang menimbulkan bau menyengat. Kami telah mengambil beberapa sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Dari hasil uji lab tersebut, nantinya diketahui apakah bahan tersebut berbahaya atau tidak,” ujar Kompol I Putu Ika Prabawa, Rabu, 1 Oktober 2025.
Pihaknya akan memanggil sejumlah saksi termasuk pengelola usaha dan mengundang instansi terkait untuk melakukan klarifikasi.
Menurut I Putu Ika Prabawa, hingga kini jajarannya masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan masyarakat sekitar.
“Kami masih mendalami dari mana bahan makanan itu didapat, serta bagaimana pengelolaannya? Semua akan diklarifikasi sebelum kami mengambil langkah hukum,” pungkasnya.
Sementara itu Kuwu Setu Kulon, Joharudin, menuturkan, bau busuk kentang itu pertama kali diketahui dari laporan masyarakat. Menindaklanjuti laporan masyarakat, aparat desa bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas kemudian menelusuri sumber bau hingga ke sebuah gudang yang ternyata disewa oleh salah satu warga.
“Setelah kami cek memang betul ada tumpukan bahan makanan yang sudah membusuk di gudang tersebut. Warga pemilik usaha sudah dipanggil ke balai desa untuk dimintai keterangan. Ia berjanji akan segera mensterilkan lokasi,” ujar Joharudin.
Menurut Joharudin, pihak pemerintah desa tidak pernah mengetahui adanya aktivitas pengolahan pakan ternak di gudang tersebut, karena pihak penyewa tidak pernah mengajukan izin usaha.
“Gudang itu pun sebenarnya bukan miliknya hanya disewa untuk menampung bahan baku. Jadi baru ketahuan setelah bau menyengat itu muncul,” tegasnya.
Bau busuk tidak hanya tercium di sekitar gudang tetapi juga menyebar hingga jalan raya. Hal itu diduga karena adanya cairan yang menetes dari kentang busuk saat dipindahkan.
“Saat kentang busuk dipindahkan diduga cairan limbah menetes di sepanjang jalan, sehingga memperluas penyebaran bau. Jarak dari gudang ke lokasi penjemuran sekitar dua sampai tiga kilometer. Bau itu semakin kuat saat kentang busuk dipindahkan menggunakan kendaraan,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















