SUARA CIREBON – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Kapasitas Tim Gugus Mutu dan Kendali Mutu Tahun 2025 sebagai upaya memperkuat budaya mutu dan meningkatkan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di era digital.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, Kamis-Jumat, 6-7 November 2025 bertempat di salah satu hotel di wilayah Cirebon, dengan menghadirkan dua narasumber eksternal, yaitu Hidayatul Faridah MA, Ketua Pusat Penjaminan Mutu, dan Mar’atus Salamah MPd, Ketua Prodi PIAUD STAI Kuningan.
Ketua LPM UIN Siber Cirebon, Prof Dr Hj Ria Yulia Gloria MPd menyampaikan bahwa FGD ini menjadi langkah strategis dalam membangun kesamaan visi dan memperkuat koordinasi antarunit dalam penerapan sistem penjaminan mutu.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat tata kelola penjaminan mutu internal, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, serta memastikan sistem mutu berjalan secara terintegrasi dan berkelanjutan,” ujar Prof Ria.
Ia menambahkan, penguatan kapasitas Gugus Mutu merupakan bagian dari komitmen UIN Siber Cirebon dalam menjaga standar akademik, riset, dan pengabdian masyarakat sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) serta tuntutan transformasi digital.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani MAg, yang menegaskan pentingnya strategi link and match sebagai landasan penguatan mutu di era siber.
“Link and match bukan sekadar jargon, tetapi fondasi agar perguruan tinggi memiliki relevansi nyata dengan dunia kerja dan masyarakat. Melalui tujuh pilar link and match, UIN Siber dapat menjadi model kampus yang menerapkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan berdaya saing global,” kata Prof Aan.
Rektor juga memaparkan tujuh pilar link and match sebagai arah strategis pengembangan mutu akademik dan kemitraan antara kampus, industri, dan masyarakat, meliputi penyelarasan kurikulum dengan dunia kerja, magang dan praktik kerja bersertifikat, kualifikasi dosen dan tenaga pendidik sesuai bidang, keterlibatan industri dalam pembelajaran dan riset, sertifikasi kompetensi mahasiswa, penelitian dan inovasi bersama, dan penyaluran serta pemantauan alumni.
“Ketujuh pilar ini harus menjadi budaya kolektif di seluruh unit dan fakultas. Setiap dokumen link and match harus mencerminkan sinergi antara visi akademik, inovasi digital, dan relevansi sosial-ekonomi,” tegas Prof Aan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















