SUARA CIREBON – Kegiatan kebudayaan di tahun 2026 bakal menjadi tahun penuh tantangan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon. Tantangan besar ini datang dari pembiayaan kegiatan akibat adanya efisiensi di tahun mendatang.
Plt Kepala Disbudpar Kabupaten Cirebon, Amin Mugni, mengatakan, pada tahun 2026 nanti pemerintah pusat berencana memangkas Transfer Keuangan Daerah (TKD). Kondisi tersebut membuat banyak agenda kegiatan kebudayaan yang tidak mendapat dukungan anggaran.
“Dengan adanya efisiensi, banyak sekali kegiatan tidak teranggarkan,” ujar Amin Mugni, Kamis, 27 November 2025.
Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya mencari solusi agar pelestarian budaya bisa tetap dilakukan dengan melibatkan pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Salah satu agenda yang diupayakan bisa tetap digelar adalah Jamblang Festival.
Menurutnya, skema kerja sama dengan pihak swasta menjadi salah satu solusi untuk tetap melaksanakan kegiatan pelestarian budaya sekaligus mendongkrak ekraf di tengah efisiensi anggaran.
Disbudpar merasa perlu menggandeng para pengusaha agar bisa memberikan bantuan anggaran melalui CSR untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan kebudayaan atau ekraf.
Di tahun 2025 ini, kegiatan Festival Jamblang 2025 sukses digelar di kawasan Vihara Dharma Rakkhita (Kelenteng Jamblang), Kecamatan Jamblang, pada Minggu, 23 November 2025 lalu.
Festival Jamblang ini bukan hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tapi juga mendongkrak perekonomian masyarakat. Festival Jamblang 2025 menyuguhkan beragam atraksi yang menggambarkan kekayaan tradisi masyarakat Jamblang.
Festival tersebut diramaikan dengan parade sepeda ontel yang menarik perhatian warga. Beragam pertunjukan seni juga turut memeriahkan acara tersebut, mulai dari Gardu Musik, barongsai, tari topeng, genjring brai, marawis, hingga kesenian sintren, dan lainnya.
“Kami berharap kepada pemerintah provinsi dan pusat, tentunya, agar ke depan kegiatan seperti ini (Jamblang Festival, red) bisa tetap dilaksanakan di tahun mendatang,” harapnya.
Amin menambahkan, kegiatan tersebut juga menjadi momen penyerahan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada sejumlah kecamatan. Kecamatan yang menerima sertifikat WBTB di antaranya Ciledug, Ciwaringin, Kedawung, Lemahabang, dan Gunungjati.
Kecamatan Gunungjati menjadi salah satu kecamatan yang menerima dua WBTB.
“Kecamatan lainnya, seperti Ciledug menerima penetapan WBTB tahu gejrot. Kemudian, Ciwaringin untuk sertifikat WBTB batik tulis, Kedawung untuk Situs Tuk, Lemahabang Kawin Tebu, Gunungjati ada Sumur Pitu dan Syawalan Gunungjati,” jelas Amin.
Camat Jamblang, Carsono, menilai, kegiatan Festival Jamblang mampu membangkitkan kembali potensi wisata dan ekraf di wilayahnya.
“Festival Jamblang ini kan untuk membangkitkan wisata, termasuk juga tradisi masyarakat, sangat mendukung sekali,” kata Carsono.
Untuk kegiatan tahun depan, ia berharap Disbudpar Kabupaten Cirebon bisa menggandeng sejumlah pengusaha. Ia menyebut, Festival Jamblang mampu membangkitkan gairah masyarakat, khususnya para pelaku ekraf.
“Ini juga bisa mendongkrak perekonomian Jamblang, semoga terus bisa lestari untuk mempertahankan tradisi. Karena kita punya kelenteng yang akan ditetapkan sebagai cagar budaya,” tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















