SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon telah resmi mengeluarkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi melalui SK yang ditandatangani Bupati Cirebon, H Imron. Itu artinya, Kabupaten Cirebon kini dalam posisi siaga menghadapi bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin mengatakan, SK Siaga Bencana Hidrometeorologi sudah terbit dan berlaku hingga Maret 2026 mendatang.
“SK Bupati Cirebon tentang status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi dan tanah longsor sudah terbit dan berlaku hingga Maret 2026,” ujar Ikin Asikin, Kamis, 4 Desember 2025.
Penerbitan SK siaga bencana hidrometeorologi ini menyusul sudah cuaca ekstrem di Kabupaten Cirebon yang sudah berlangsung sejak beberapa pekan lalu. Munculnya cuaca ekstrem ini diketahui dari intensitas hujan yang semakin tinggi.
“Intensitas hujan semakin tinggi sehingga kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi harus dilakukan,” kata Ikin.
Ikin memastikan, semua personel BPBD dan peralatan penanggulangan bencana yang dimiliki BPBD Kabupaten Cirebon sudah benar-benar siap. Sehingga ketika terjadi bencana, penanganan juga telah siap dilakukan.
BPBD, imbuh Ikin, terus memantau perkembangan wilayah yang menjadi langganan bencana alam di wilayah timur dan barat Kabupaten Cirebon. Untuk wilayah timur, pemantauan dilakukan di wilayah Kecamatan Waled, Ciledug dan Kecamatan Gebang.
“Kalau di wilayah barat, ada Gegesik dan sekitarnya,” jelasnya.
Salah satu pemantauan yang dilakukan ialah melihat debit air sungai. Hal itu dilakukan lantaran hampir 80 persen penyebab banjir di Kabupaten Cirebon berasal dari luapan air sungai.
“Sehingga kita pantau debit sungai, apalagi kalau misalkan daerah hulunya hujan lebih dari satu jam, debit sungai terus kita pantau,” paparnya.
Ikin menambahkan, BPBD Kabupaten Cirebon membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana. Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) merupakan upaya BPBD dalam mendorong keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
“BPBD tidak bisa bergerak sendiri, tapi butuh partisipasi aktif masyarakat. Makanya kita bentuk Destana, di mana di dalamnya ada keterlibatan warga yang kita berikan cara penanggulangan bencana,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.
















